REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG EMPAT - Sekitar 70 hektare lahan pertanian di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) terancam gagal panen atau puso karena terdampak banjir Sabtu (8/2) lalu.
"Lahan pertanian sawah yang terancam panen itu tepatnya di sawah Salak Laweh Desa Baru," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Pasaman Barat, Sukarli di Simpang Empat, Ahad (9/2).
Ia mengatakan lahan sawah yang terdampak banjir seluas 170 hektare dengan 70 hektare terancam gagal panen. Menurutnya dalam satu bulan terakhir sudah tiga kali dilanda banjir.
"Dari 170 hektare itu, seluas 70 hektare terancam gagal panen. Sedangkan di Tamiang Tengah terdampak banjir seluas 40 hektare," sebutnya.
Dikatakannya, pihaknya bersama tim Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) dan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Peternakan Provinsi Sumbar telah melakukan pengecekan lapangan sekaligus menghitung potensi dampak puso akibat banjir itu.
Ia menjelaskan setelah melihat dampak akibat banjir itu maka pihaknya mengusulkan ke Dinas Pangan Provinsi Sumbar untuk bantuan kebutuhan pokok bagi petani terdampak puso. Selain itu juga mengusulkan untuk bangunan benih padi ke ke Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Peternakan Provinsi Sumbar dan Kementan RI.
"Dalam jangka panjang kita mengusulkan ke Kementan RI dan Kementrian PUPR untuk normalisasi Sungai Batang Langkitang dan Sungai Batang Laping serta pendalaman atau penghancuran batu penghalang saluran di daerah itu," jelasnya.