Senin 10 Feb 2020 00:27 WIB

Anwar Abbas: Terowongan Katedral-Istiqlal Boleh, Asal ...

Terowongan Katedral-Istiqlal kalau hanya simbolik dinilai hamburkan uang.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas.
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menanggapi soal rencana pembangunan terowongan bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Ia mengaku tidak mempermasalahkan jika pembangunan terowongan itu dimaksudkan untuk hal yang bermanfaat bagi pejalan kaki dan kelancaran lalu lintas di sekitar tempat itu.

Baca Juga

Menurutnya, lalu lintas di antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral memang padat dan sangat menyulitkan bagi pejalan kaki yang hendak menyeberang, baik dari sisi masjid ke sisi gereja atau dari sisi gereja ke sisi masjid. Karena itulah, pembangunan terowongan ini bisa dipahami.

"Apalagi selain punya manfaat praktis untuk para pejalan kaki yang ingin menyeberang, juga punya makna simbolik yang mencerminkan adanya kerukunan dalam hubungan antar umat beragama. Maka, pembangunan terowongan ini boleh-boleh saja," kata Anwar, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Ahad (9/2).

Akan tetapi, ia juga berpendapat bahwa pembangunan terowongan ini disayangkan jika hanya sebagai makna simbolik, yaitu untuk menggambarkan adanya tali hubungan antara Masjid Istiqlal atau umat iIslam dengan Gereja Katedral atau umat katolik.

"Kalau hanya ini, saya rasa pembangunan terowongan ini terkesan membuang-buang uang," tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah merestui rencana untuk membangun terowongan bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Di sela peninjauan progres renovasi Masjid Istiqlal pada Jumat (7/2) lalu, Jokowi menyebutkan bahwa terowongan ini merupakan simbol silaturahim antarkedua umat beragama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement