REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Gibran Rakabuming Raka di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Solo dinilai belum aman meski Gerindra, Golkar dan Demokrat telah menyatakan siap memberikan dukungan. Putra Presiden Joko Widodo itu tetap harus bisa meyakinkan PDI Perjuangan untuk memberikan restu maju Pilwalkot Surakarta.
"Adanya Demokrat, Gerindra dan Golkar yang diberitakan siap mendukung Gibran di Pilkada Solo belum cukup untuk memuluskan majunya Gibran menjadi calon Walikota," ujar Direktur Riset Median Ade Irfan Abdurahman saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (9/2).
Sebab, kata Ade, dari ke 3 partai yang diberitakan mendukung Gibran, baru terkumpul 6 Kursi. Rinciannya, Gerindra hanya memiliki 3 kursi, Golkar 3 kursi dan Demokrat tak punya kursi. Lanjutnya, DPRD Kota Solo dari syarat 9 Kursi yang menjadi syarat untuk dapat mengusung calon Walikota dan Wakil Walikota Solo Pilkada 2020. Maka Gibran masih perlu tambahan 3 kursi untuk memuluskan langkahnya.
"Kursi DPRD Kota Solo, PDI Perjuangan 30 kursi, PKS punya 5, Gerindra punya 3, Golkar punya 3, PAN punya 3, dan PSI punya 1. Jadi, dengan hanya dukungan Demokrat, Gerindra, dan Golkar tidak mungkin hanya akan ada calon tunggal (Hanya Gibran), justru Gibran masih butuh kursi dari partai lainnya," jelasnya.
Ade melanjutkan, PDIP sebagai pemenang di Kota Solo, menjadi penentu. Siapapun yang didukung PDIP menjadi calon Walikota Solo akan otomatis memenuhi syarat KPU. Jadi tinggal menunggu kemana arah dan dukungan PDI Perjuangan pada Pilkada Kota Solo Mendatang. Menurutnya, pertarungan Achmad Purnomo dan Gibran di internal PDIP dalam mendapatkan restu akan menarik.
"Jadi Karena itu, ini sebenarnya merupakan pertarungan di Internal PDI Perjuangan. Siapapun yang akhirnya dapat dukungan PDI Perjuangan sudah memangkan setengah pertarungan. Jadi menarik bagi yang kalah di internal. Apakah akan maju menggunakan kursi dari parpol lain dan melawan Hegemoni PDI Perjuangan, atau memilih mundur dari pertarungan," tuturnya.
Lebih lanjut, Ade Irfan mengatakan, andai Gibran maju dengan dukungan dari partai selain PDI Perjuangan tentu akan menjadi ujian tersendiri bagi soliditas dan Hegemoni PDI Perjuangan di kota Solo. "Apakah konstituen akan ikut pilihan struktural partai atau justru memilih kader kultural PDI Perjuangan yang tidak didukung oleh partainya sendiri," kata Ade Irfan.