Senin 10 Feb 2020 08:35 WIB

Gus Ulil Ajak Pegiat Gali Kitab Ulama Nusantara

Menurut Gus Ulil, banyak kitab karangan ulama nusantara yang bisa jadi rujukan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Gus Ulil Ajak Pegiat Gali Kitab Ulama Nusantara. Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Gus Ulil Ajak Pegiat Gali Kitab Ulama Nusantara. Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Ulil Abshar Abdalla menjadi pembicara dalam kegiatan Simposium Islam Nusantara di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2). Dalam kesempatan itu, Gus Ulil mengajak semua dosen, cendikiawan, dan pegiat naskah kuno yang hadir untuk menggali teks-teks lokal Indonesia.

“Saya ingin mengajak teman-teman galilah teks-teks lokal di Indonesia,” ujar Gus Ulil saat menjadi pembicara dalam sidang kegiatan simposium tersebut.

Baca Juga

Menurut Gus Ulil, sangat banyak kitab karangan ulama nusantara yang otoritatif atau bisa dijadikan rujukan dalam ajaran Islam. Karena itu, penggalian teks-teks lokal Indonesia itu perlu untuk dilakukan.

Gus Ulil menceritakan, belum lama ini dirinya sempat silaturahim kepada ulama asal Pekalongan, Habib Luthfi bin Ali bin Yahya. Sebelum itu, dia pun sempat menjajal toko buku di Pekalongan yang menjual kitab-kitab yang dikarang ulama nusantara.

“Di Pekalongan saya terkejut, di Pekalongan ada toko buku yang masih hidup dan segar bugar karena menjul kitab-kitab yang tadi saya sebut sebagai al kutubul jawiyah,” ucapnya.

Menurut dia, di Pekalongan setidaknya terdapat dua toko buku yang menjual kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama nusantara, yaitu toko buku Asco dan Raja Murah. Namun, saat ini masih banyak teks-teks lokal yang masih perlu digali bersama.

Dalam kegiatan tersebut, Gus Ulil secara khusus menjelaskan tentang corak-corak otoritas Islam di nusantara. Menurut dia, selain Alquran dan hadis, ada teks-teks lain yang sebenarnya sangat otoratif di dalam Islam nusantara.

“Di dalam tradisi NU terutama, ada istilah Alkutub Almuktabarah, ada istilah kitab-kitab yang dianggap sebagai otoritatif dan dijadikan sebagai referensi di dalam Bahtsul Masail,” katanya.

Dia pun mencontohkan kitab-kitab otoritatif di dalam tradisi pesantren, di antaranya Kitab Jauharut Tauhid. Menurut dia, kitab ini merupakan kitab primer atau dasar di dalam akidah Asy’ariyah yang banyak dipelajari di seluruh dunia Islam. 

“Ini diterjemahkan oleh seorang kiai Jawa namanya Kiai Sholeh Darat. Saya menganggap ini kitab penting,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement