Senin 10 Feb 2020 10:08 WIB

Pakar Waspadai Kembali Naiknya Penderita Corona

WHO peringatkan kemungkinan penyebaran corona yang lebih luas.

Seorang warga membeli tisu di toko farmasi di Hong Kong, Kamis, (6/2). Warga memborong berbagai kebutuhan dasar di toko-toko seiring merebaknya wabah virus corona dari China daratan.
Foto: VIncent Vu/AP
Seorang warga membeli tisu di toko farmasi di Hong Kong, Kamis, (6/2). Warga memborong berbagai kebutuhan dasar di toko-toko seiring merebaknya wabah virus corona dari China daratan.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Indira Rezkisari, Kamran Dikarma, Antara

China daratan telah melaporkan adanya peningkatan kembali kasus virus corona, padahal sehari setelahnya telah ada penurunan kasus yang signifikan. Data menunjukkan ada penambahan kasus kematian akibat corona sebanyak 97 menjadikan angka total kematian sebanyak 908. Dari data total kematian masih ada tambahan dua kematian lagi di luar China.

Baca Juga

Senin (10/2), Kementerian Kesehatan China mengatakan ada tambahan 3.062 kasus positif corona dalam kurun waktu 24 jam. Total sudah terdapat 40.171 kasus positif corona di China, dikutip dari AP.

Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan tentang penyebaran virus corona yang lebih luas. Peringatannya muncul setelah ada penularan dari orang-orang tanpa riwayat perjalanan ke China.

“Ada beberapa contoh terkait penyebaran lanjutan virus korona dari orang-orang tanpa riwayat perjalanan ke China. Deteksi sejumlah kecil kasus dapat mengindikasikan penularan yang lebih luas di negara lain,” kata Ghebreyesus melalui akun Twitter pribadinya pada Senin (10/2).

Menurut dia, wabah yang saat ini terpantau atau terlihat bisa saja hanya “gunung es”. Artinya, terdapat kemungkinan jumlah korban yang terinfeksi virus jauh lebih banyak. Dalam keadaan darurat kesehatan masyarakat yang berkembang, Ghebreyesus meminta semua negara meningkatkan upaya untuk mempersiapkan kemungkinan masuknya virus corona ke wilayah mereka masing-masing.

“Ini berarti kapasitas laboratorium untuk diagnosis cepat, pelacakan kontak, dan alat-alat lain dalam gudang kesehatan masyarakat,” ujar Ghebreyesus. Ghebreyesus meminta agar negara-negara tetap tenang. Mereka yang memiliki informasi terkait virus corona juga didorong membaginya dengan WHO, dikutip dari Reuters.

Prancis sudah menutup dua sekolah setelah lima orang Inggris terkena virus corona usai mengunjungi resor ski. Malaysia, Korea Selatan, dan Vietnam masing-masing melaporkan satu kasus baru.

photo
Kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di Pelabuhan Yokohama untuk mengisi perbekalan di Yokohama, Jepang, Kamis (6/2). Petugas kesehatan mengkonfirmasi 10 kasus baru positif virus corona selain temuan 10 kasus Rabu kemarin.

Peningkatan kasus corona tercatat setelah pada Ahad jumlah kasus menurun hingga 20 persen. Angka kasus baru adalah 2.656, turun dari sehari sebelumnya sebanyak 3.399 kasus dalam 24 jam.

Penurunan itu sempat memicu optimisme bahkan mekanisme kontrol yang diberlakukan China berhasil, ujar Juru Bicara Komisi Kesehatan China, Mi Feng.

Sedang dilaporkan hari ini jumlah kematian bertambah 97. Jumlah tersebut adalah kenaikan dari rekor harian sebelumnya.

Provinsi Hubei Tengah, pusat merebaknya virus, hari ini melaporkan 91 kematian. Sementara di ibu kota provinsi itu, Wuhan, 73 orang meninggal. Jumlah infeksi baru yang terkonfirmasi di China daratan pada Ahad bertambah, setelah menurun pada Sabtu untuk pertama kalinya sejak 1 Februari. Saat ini pula sudah lebih dari 360 kasus corona terkonfirmasi di luar China.

Penurunan kasus yang dramatis dari penderita corona seharusnya akan terjadi bulan ini, menurut Dr Ian Lipkin, direktur Pusat Infeksi dan Imunitas di Universitas Columbia. Dia membantu WHO dan pejabat China saat KLB SARS terjadi.

Suhu yang lebih hangat akan mengurangi kemampuan virus menyebar. Lipkin mengatakan, namun jika muncul kenaikan kasus setelah warga China mulai kembali bekerja pascalibur Imlek yang diperpanjang, maka ia menyebut kondisinya akan lebih buruk.

photo
Salah seorang petugas medis memperlihatkan wajahnya terluka oleh alat pelindung diri yang dipakai berhari-hari selama merawat pasien infeksi virus corona yang diisolasi.

Sejumlah kota besar di China bersiap menyambut kembali jutaan pekerja dari liburan panjang Imlek. Opini pun berkembang mengenai cara terbaik menangani corona.

Deputi Jenderal Kementerian Perdagangan, Wang Bin, mengatakan perusahaan bersiap untuk memulai bisnis kembali, dengan catatan ada persiapan menghadapi pandemi ini. Dikutip dari South China Morning Post, pemerintah pusat dan daerah sedang berusaha menyeimbangkan kebutuhan mengontrol corona, pasokan medis, dan meminimalisir dampaknya bagi ekonomi China.

State Council sudah meminta pemerintah dan perusahaan membuat rencana menyelesaikan masalah dan mengembalikan produksi ke normal secepat mungkin. Langkah itu juga harus mempertimbangkan kepastian pengontrolan wabah corona.

Meski beberapa industri kunci di Beijing akan kembali beroperasi hari ini, sekolah dan kampus masih akan tetap tutup. 

Sementara itu, Hong Kong memberlakukan karantina 14 hari bagi pendatang dari China daratan. Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, menolak permintaan rumah sakit dan lainnya untuk menutup perbatasan sepenuhnya.

Ibu dari dokter yang meninggal pekan lalu di Wuhan, membuat video yang berisi permintaan akan penjelasan dari aparat yang mengingatkan anaknya tentang penyebaran informasi corona Desember lalu. Kematian Li Wenliang (34) memicu kemarah publik kepada pejabat Wuhan. Warganet menyebut  pejabat Wuhan harus bertanggung jawab karena bertindak tak pantas pada Li.

"Anak saya dipanggil Biro Polisi Wuhan, tengah malam. Dia diminta menandatangani surat peringatan," kata Lu Shuyun dalam video. "Kami tidak akan menyerah sampai mereka memberi penjelasan."

photo
Infografis Virus Corona.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement