REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Kepala Imam di Masjid Kowloon dan Pusat Islam di Tsim Sha Tsui, Muhammad Arshad mengatakan telah meliburkan madrasah, kelas agama untuk anak-anak Muslim. Namun, dia mengatakan akan terus mengadakan shalat dan pertemuan di masjidnya, termasuk shalat Jumat.
“Tidak ada paksaan bagi mereka untuk datang, dan saya tidak dapat menghentikan mereka yang datang untuk shalat. Tapi saya sudah bilang pada mereka untuk tidak saling berpelukan,” katanya dilansir di About Islam, Ahad (9/2).
Virus corona yang mematikan terus mengambil nyawa dan kini korbannya telah menyalip korban epidemi Sars pada 2003. Di provinsi Hubei, China saja, pusat wabah terbaru, jumlah korban tewas sekarang 780 orang.
Sebanyak 813 korban tewas sejauh ini di China daratan. Virus juga telah mencapai Hong Kong di mana ada satu kematian dikonfirmasi dan 26 orang terinfeksi.
Arshad telah mengkritik pemerintah karena gagal memberikan informasi kesehatan dan masker untuk etnis minoritas kota selama wabah corona. “Kami adalah bagian dari komunitas lokal. Ketika virus menyebar, ia tidak melihat agama atau etnis mana Anda berasal. Jadi kami ingin mendengarkan instruksi pemerintah dan bekerja dengan penduduk setempat. Kami sedang berusaha membawa 50 ribu masker dari Turki, dan beberapa lagi dari Bangladesh, tetapi sulit dengan larangan ekspor dan kekurangan secara global, dan jelas dukungan pemerintah akan sangat membantu," ujar dia.