REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung, Atet, mengatakan bahwa para pedagang kaki lima yang berjualan di skywalk Teras Cihampelas mengeluhkan berkurangnya omzet penjualan. Belakangan, konsumen semakin sedikit yang menyambangi daerah wisata tersebut.
"Kondisinya sejak awal sampai sekarang, di awal bisa menjadi objek wisata (Teras Cihampelas) agak menurun sekarang (omzet). Perlu ditata sarana-prasarana," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (10/2).
Saat ini, jumlah PKL di Teras Cihampelas ada 192 pedagang. Atet mengatakan, pedagang juga mengeluhkan tidak adanya pelindung dari panas dan hujan di tempat mereka berjualan. Mereka akhirnya berinisiatif memasang terpal yang sebetulnya tidak diberbolehkan.
"Pedagang yang di atas ternyata mulai menambah aksesoris (pelindung terpal) karena hujan dan panas. Menurut pedagang kios yang diberikan tidak mendukung saat hujan," ungkapnya.
Sejumlah Pengunjung melihat-lihat barang di salah satu kios di Teras Cihampelas (Skywalk), Kota Bandung, Jawa Barat.
Atet mengatakan, pihaknya akan menampung keluhan pedagang dan mengupayakan membuat desain pelindung yang sama bagi para pedagang dari hujan dan panas. Menurutnya, desain tersebut akan difasilitasi oleh Dinas Tata Ruang.
Sementara itu, pihaknya juga akan menata pedagang yang masih berjualan di sepanjang trotoar Jalan Cihampelas. Penataan pun akan dilakukan terhadap PKL yang berada di kawasan Cilaki, Kota Bandung karena banyak yang menutup akses pejalan kaki.
"Fasilitas hak pejalan kaki lebih besar dan memenuhi standar minimal, jangan dilanggar," katanya.
Di samping itu, Atet meminta agar pedagang menjamin agar kualitas makanan harus memenuhi standar. Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan.
Atet mengatakan, pembahasan penataan PKL pada 2020 akan dibahas dalam rapat satuan petugas khusus (Satgasus) penataan PKL yang akan dilaksanakan pada Rabu. Namun, pihaknya mendorong agar dalam rapat tersebut memprioritaskan PKL di Teras Cihampelas dan Cilaki.