REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, Candra mengatakan akan serius mendorong pengembangan produksi bawang putih. Menurut Candra, Sumbar punya beberapa daerah yang potensial dan cocok ditanami bawang putih, seperti di Kabupaten Solok, Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Tiga kabupaten tersebut terdapat lahan dengan ketinggian di atas 800 MDPL. Candra berharap masyarakat petani di daerah tersebut juga antusias menanam bawang putih supaya Sumbar menjadi daerah sentra porduksi bawang putih.
"Kita akan ajak kelompok petani tanam bawang putih di daerah ketinggian seribuan MDPL melalui program budidaya, untuk mencapai target 2020 ini tanam seluas 2.000 hektare," kata Candra, Senin (10/2).
Pemprov Sumba menargetkan pad 2021 Sumbar sudah menjadi sentra bawang putih dengan total lahan seluas 6.000 hektare. Pada 2021, Sumbar tidak lagi bergantung kepada bawang putih impor.
Saat ini, Sumbar kekurangan petani yang meminati bawang putih karena durasi sejak tanam sampai panen bawang putih cenderung lebih lama dibandingkan bawang merah. Bawang merah hanya butuh waktu empat bulan sejak tanam sampai panen.
Kemudian harga di tingkat petani cenderung tidak stabil. Selain itu, masih banyak petani yang kurang memahami tata cara budidaya bawang putih.
"Pemprov akan segera menyiapkan langkah strategis pasca panenperdana. Seperti, menyiapkan bibit bawang putih diprioritaskan menjadi produk unggulan," ucap Candra.
Harga bawang putih dalam dua tahun terakhir mengalami kenaikan karena pasokan terbatas. Pada pertengahan 2019, tepatnya saat Ramadhan, bawang putih sempat naik mencapai Rp 80 ribu per kilogram. Sekarang bawang putih kembali naik sampai RP 50 ribu per kilogram. Kali ini penyebab kenaikan harga bawang putih karena pasokan impor dari China terpaksa dihentikan karena negara tersebut sedang terjangkit virus corona.