REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Ketua koordinator tim Mulfachri-Hanafi, Muhammad Asri Anas menuding tim pemenangan Zulkifli Hasan tidak mengikuti mekanisme pelaksanaan Kongres Ke-V PAN sesuai dengan penentuan Steering Commitee (SC) Organizing Committee (OC) yang diputuskan oleh DPP PAN. Kubu Mulfachri juga mengancam akan memboikot kongres tersebut.
"Kami merasa ceketum dalam hal ini tim Zulhas banyak melakukan hal tidak sesuai Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (ADRT), termasuk keputusan SC karena SC yang membuat aturan Kongres sebelum pelaksanaan Kongres," kata Muhammad Asri Anas di Kendari, Senin (10/2).
Ketua DPW PAN Sulawesi Barat ini juga menjelaskan keputusan SC bahwa pendaftaran Caketum dilakukan di Kendari atau di DPP PAN Pukul 08.00 Wita sampai dengan 17.00 Wita pada tanggal 10 Februari 2020. Sementara peserta Kongres sesuai peraturan SC dilakukan di Kendari (Hotel pelaksanaan Kongres) sampai dengan pukul 12.00 Wita. Dimana setiap peserta harus datang membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Tanda Anggota (KTA).
"Begitu keputusannya. Kami pendukung Mulfachri-Hanafi, karena kami patuh dengan aturan dengan mendaftar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan SC," ungkapnya.
Anas mengungkapkan bahwa ia telah mempertanyakan kepada panitia kongres, info yang diterimanya mereka (Peserta lainnya/Tim Zulhas) sudah mendaftarkan diri, Kemarin (9/1). Hal tersebut dinilai lagi-lagi tidak sesuai dengan proses. Anas menegaskan, jika pelaksanaan kongres tidak dijalankan sesuai prosedur maka kongres tidak layak untuk dilaksanakan.
Seperti diberitakan, pendukung calon Ketua Umum PAN Mulfachri Harahap membuat kericuhan jelang dibukanya Kongres ke V PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin, (10/2/2020). Peserta yang merupakan pendukung kubu Mulfachri meminta agar Kongres diboikot dan menutup pendaftaran dari Kongres ke V PAN.
Keributan terjadi sekitar pukul 14.30 Wita. Peserta kongres saling adu tinggi suara antara satu dengan lainnya. "Kita boikot kongres kalau tidak hentikan pendaftaran," teriak seorang peserta kongres PAN.
Kericuhan pun tak bisa dihindarkan, menurut pantauan dan informasi yang diterima lima laptop panitia curi akibat kericuhan tersebut. Panitia pun menjadi korban pemukulan dari kericuhan yang disebabkan oleh kubu Mulfachri.