REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Calon ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) Mulfachri Harahap mengkritisi status kepesertaan Kongres V di Kendari, Sulawesi Tenggara. Sebab, hal tersebut selalu menimbulkan masalah dalam dua hari penyelenggaraan kongres ini.
"Lagi-lagi sejak kemarin saya bilang bahwa SC harus menyelesaikan dulu persoalan-persoalan yang menyangkut masalah kepesertaan," ujar Mulfachri, Selasa (11/2).
Ia melihat, ada sejumlah kepengurusan DPD dan DPW PAN yang bersengketa sehingga dapat memimbulkan permasalah dalam pemilihan nanti. Status kepesertaan, menurutnya, sesuatu yang penting karena menyangkut jumlah pemilik suara sah dari DPW dan DPD.
"Kalau SC sejak awal tegas, berpegang pada apa yang sudah diputuskan, bukan keributanlah, sedikit persoalan di dalam itu tak akan terjadi," ujar Mulfachri.
Namun, ia melihat keributan yang terjadi akibat status kepesertaan merupakan hal yang masih ditolerir. Sebab dinamika dalam sebuah kongres lima tahunan memang dipastikam berlangsung lebih panas.
"Ini kalau saya ibaratkan pesta dalam sebuah pesta besar, satu dua piring pecah itu biasa tidak merusak pesta. Tidak membuat pesta menjadi tidak meriah," ujar Mulfachri.
Sebelumnya, kericuhan sempat terjadi pada sidang pleno dalam Kongres V PAN. Hal tersebut disebabkan oleh sekelompok yang tak terima jika ada orang yang bukan peserta mengikuti acara lima tahunan tersebut.
Akibatnya, kericuhan antara dua kelompok terjadi di ruang sidang pleno. Saling lempar kursi pun terjadi, yang diklam menyebabkan 30 orang mengalami luka.