Selasa 11 Feb 2020 17:08 WIB

Taklukkan Kebiasaan Merokok, Indro: Saya Merasa Jantan

Indro merasa dirinya jantan dengan menaklukkan kebiasaan merokok.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Indro Warkop Indro merasa dirinya jantan dengan menaklukkan kebiasaan merokok.
Foto: Republika/Erik Iskandarsjah Z
Indro Warkop Indro merasa dirinya jantan dengan menaklukkan kebiasaan merokok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komedian Indro Warkop sempat menjadi perokok berat. Ia menghabiskan empat bungkus rokok dalam sehari. Kini, sudah 22 tahun berlalu sejak Indro mengisap batang rokok terakhirnya.

"Saya seorang tester, tingkatan perokok tertinggi. Saya di atas heavy smoker, empat bungkus (rokok) sehari," ungkap Indro saat menghadiri pencanangan Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP) bersana Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Cancer Information and Support Center (CISC) for Lung, di Jakarta.

Baca Juga

Indro mengatakan, kebiasaan merokok sudah dia adopsi sejak kecil. Keinginan untuk berhenti merokok baru muncul sekitar satu pekan sebelum Lebaran pada Ramadhan 1998.

"Tepat di hari Lebaran itu saya berhenti. Saat khutbah masih dapat (mengisap) dua batang, jujur. Tapi saat pulang, saya kasih (rokok dan korek) ke tukang parkir," kata pemilik nama lengkap Indrodjojo Kusumonegoro itu.

Menurut Indro, keinginan berhenti merokok ini bermula ketika anaknya yang kala itu masih berusia lima tahun minta difoto. Sang anak ingin difoto dengan pose memegang rokok agar bisa menjadi mirip seperti dirinya.

"Pa, potret Pa, kayak Papa," ujar Indro menirukan perkataan sang anak.

Indro pun terkesiap. Dia terdorong untuk bisa segera berhenti merokok. Indro tak ingin membuat orang lain terpengaruh oleh kebiasaan merokoknya, terlebih anak terkasih.

"Saya (dulu) perokok, tapi saya tidak suka menulari orang yang tidak merokok," ungkap Indro.

Bermodalkan niat yang kuat, sepulang dari shalat Id pada 1998 lalu Indro langsung berhenti merokok. Tentu bukan hal yang mudah untuk bisa langsung terlepas dari adiksi rokok, apalagi kebiasaan merokok ini telah dia lakukan sejak sangat muda.

Sesaat setelah berhenti merokok, Indro mulai merasakan gejala putus nikotin yang sangat berat. Selama dua pekan, Indro merasakan sakit ketika ia memasukkan sesuatu ke mulutnya, baik makanan ataupun minuman. Akan tetapi, ia tidak mau menyerah dan tetap memaksakan diri untuk menjaga asupan gizinya.

"Fisik saya sakit, tapi otak saya tidak. Saya punya kesadaran," kata Indro.

Dengan tekad dan usaha yang kuat, Indro akhirrnya berhasil menaklukkan masa-masa sulit tersebut. Sejak 22 tahun lalu, Indro tak pernah lagi menyentuh dan mengisap rokok sekalipun.

Keberhasilan ini membuat Indro merasa sangat bangga akan dirinya sendiri. Ia memandangnya sebagai sebuah pencapaian yang membuat dirinya merasa jantan dan seperti lelaki sejati.

"Saya merasa menang menghadapi hawa nafsu saya sendiri, saya merasa laki, merasa jantan," ucap Indro.

Indro mengatakan, dia tak memiliki hak untuk menyuruh orang lain berhenti merokok. Akan tetapi, ia tak ragu untuk bertukar pikiran dengan orang-orang yang merokok atau tertarik merokok mengenai dampak merugikan akibat rokok.

Indro meminta orang-orang yang merokok atau tertarik merokok kembali berpikir ulang mengenai manfaat apa yang bisa didapatkan dari rokok. Sebagai mantan perokok, ia menyatakan bahwa semua hal yang dianggap seperti 'manfaat' dari merokok pada dasarnya hanya fatamorgana.

"Belum lagi ada berapa banyak orang yang ditulari (terpapar) asap rokok," ungkap Indro.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement