Selasa 11 Feb 2020 17:58 WIB

Masih Banyak Warga Rejang Lebong BAB di Sungai

Warga yang BAB di sungai umumnya tinggal di bantaran sungai.

Masih Banyak Warga Rejang Lebong BAB di Sungai. Peringatan hari toilet sedunia ditandai dengan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya tidak buang air besar sembarangan.
Foto: Antara
Masih Banyak Warga Rejang Lebong BAB di Sungai. Peringatan hari toilet sedunia ditandai dengan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya tidak buang air besar sembarangan.

REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyatakan warga daerah itu saat ini masih banyak yang buang air besar atau BAB di sungai.

"Dari 156 desa di kabupaten Rejang Lebong saat ini yang warganya tidak buang air besar atau BAB di sungai cuma di 45 desa/kelurahan saja, sedangkan 111 desa dan kelurahan lainnya masih melakukan BAB di sungai," kata Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong Syamsir, Senin (11/2).

Baca Juga

Ia menjelaskan warga yang masih melakukan kebiasaan buruk tersebut adalah warga yang berdiam di bantaran sungai dan saluran irigasi dan drainase. Kebiasaan ini telah dilakukan sejak lama.

Masih banyaknya warga yang melakukan kebiasaan BAB di sungai itu, katanya, selain memang di rumah masing-masing tidak memiliki jamban sehat atau WC umum yang disediakan desa dan kelurahan tempat mereka bermukim. Untuk itu, ia saat ini tengah menyosialisasikan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dengan tujuan menimbulkan kesadaran masyarakat masing-masing desa dan kelurahan di Rejang Lebong agar BAB tidak dilakukan di sungai lagi.

"Dalam program pemicuan STBM ini kami secara bersama-sama mengajak masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan buruk itu. Ini kami lakukan dengan berbagai sentuhan perasaan dan pikiran guna mengajak mereka berubah," kata dia.

Sementara itu, dalam program pemicuan STBM yang akan dilaksanakan secara massal pada Maret mendatang merupakan perilaku dan lingkungan yang harus dilakukan oleh masyarakat yang meliputi lima pilar pertama BAB jamban sehat. Kemudian, membiasakan cuci tangan pakai sabun sebelum makan, sesudah makan, dan sesudah BAB. Ketiga, melakukan pengelolaan sampah, dan keempat, pengelolaan limbah sementara dan pemanfaatan air bersih.

Untuk pembangunan jamban dan sarana pendukung lainnya di perkampungan yang belum memiliki, nantinya akan dilakukan oleh pemangku kepentingan lainnya yang terlibat selain dinas kesehatan, seperti dinas pekerjaan umum dan pemukiman, dinas sosial dan lainnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement