REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat kasus kematian babi di Provinsi Bali dalam satu bulan terakhir mencapai 888 ekor. Ratusan babi mati tersebut berasal dari beberapa lokasi peternakan.
Namun demikian Direktur Kesehatan Hewan Kementan Fadjar Sumping Tjatur Rasa menegaskan bahwa kematian babi tersebut belum dipastikan karena penyakit African Swine Fever (ASF) atau yang biasa dikenal sebagai virus flu babi Afrika.
"Perlu dicatat bahwa kematian babi tersebut belum pasti karena ASF. Kami masih dalam proses pengujian dan diagnosa," kata Fadjar Sumping dalam keterangan pers tertulis di Jakarta, Selasa (11/2).
Fadjar menyebutkan bahwa kasus kematian pada 888 ekor babi ditemukan di Kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Denpasar, Gianyar, dan Tabanan. Ia menjelaskan bahwa kematian babi yang diduga karena ASF tersebut masih memerlukan pengujian dan diagnosa di laboratorium rujukan yang saat ini sedang dalam proses.