Selasa 11 Feb 2020 18:38 WIB

Kementan Temukan 888 Babi Mati di Bali Sebulan Terakhir

Kematian babi yang diduga karena ASF tersebut masih memerlukan pengujian dan diagnosa

Red: Nidia Zuraya
Tim medis dari Dinas Pertanian Kota Denpasar menyemprotkan disinfektan ke kandang babi milik warga di Denpasar, Bali, Rabu (5/2/2020)
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Tim medis dari Dinas Pertanian Kota Denpasar menyemprotkan disinfektan ke kandang babi milik warga di Denpasar, Bali, Rabu (5/2/2020)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat kasus kematian babi di Provinsi Bali dalam satu bulan terakhir mencapai 888 ekor. Ratusan babi mati tersebut berasal dari beberapa lokasi peternakan.

Namun demikian Direktur Kesehatan Hewan Kementan Fadjar Sumping Tjatur Rasa menegaskan bahwa kematian babi tersebut belum dipastikan karena penyakit African Swine Fever (ASF) atau yang biasa dikenal sebagai virus flu babi Afrika.

Baca Juga

"Perlu dicatat bahwa kematian babi tersebut belum pasti karena ASF. Kami masih dalam proses pengujian dan diagnosa," kata Fadjar Sumping dalam keterangan pers tertulis di Jakarta, Selasa (11/2).

Fadjar menyebutkan bahwa kasus kematian pada 888 ekor babi ditemukan di Kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Denpasar, Gianyar, dan Tabanan. Ia menjelaskan bahwa kematian babi yang diduga karena ASF tersebut masih memerlukan pengujian dan diagnosa di laboratorium rujukan yang saat ini sedang dalam proses.