Selasa 11 Feb 2020 19:07 WIB

Dugaan Penculikan Penumpang Grabcar Berakhir Damai

Hasil mediasi diketahui kasus dugaan penculikan itu merupakan kesalahpahaman.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ratna Puspita
Penumpang taksi daring Grabcar, Istiani (kiri) dan sopir taksi Grabcar, Muhammad Imam (kanan). Keduanya dipertemuan setelah imam diduga hendak menculik Istiani beberapa waktu lalu. Istiani dan Imam akhirnya sepakat untuk berdamai. Kesepakatan itu setelah mereka dipertemukan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/2)
Foto: Republika/Flori Sidebang
Penumpang taksi daring Grabcar, Istiani (kiri) dan sopir taksi Grabcar, Muhammad Imam (kanan). Keduanya dipertemuan setelah imam diduga hendak menculik Istiani beberapa waktu lalu. Istiani dan Imam akhirnya sepakat untuk berdamai. Kesepakatan itu setelah mereka dipertemukan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pengemudi taksi daring Grabcar yang diduga hendak menculik penumpangnya berakhir damai. Hal itu dilakukan setelah polisi mempertemukan penumpang bernama Istiani dan sopir Grabcar, Muhammad Imam. 

Usai dipertemukan, keduanya pun sepakat untuk berdamai karena kasus dugaan penculikan itu merupakan kesalahpahaman. Istiani mengatakan, segera mencabut laporan polisi yang telah dibuatnya atas kasus tersebut.

Baca Juga

"(Mencabut laporan) secepatnya, per hari ini juga saya mau mencabut laporannya," kata Istiani kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/2).

Istiani mengungkapkan, saat kejadian, ia sempat mendengar beberapa hal yang diduga kode-kode rahasia ketika mendengar Imam menelepon seseorang. Namun, faktanya, Imam mengaku saat itu ia sedang menelepon salah satu anggota keluarganya.

Imam memilih menelepon sambil bisik-bisik agar tidak mengganggu Istiani. "Saat ini, saya dan driver (Imam) sudah saling meminta maaf dan memaafkan atas kesalahpahaman yang terjadi. Maka dari itu, saya memohon maaf kepada MIS (Imam), keluarga dan pihak Grab atas keramaian yang terjadi," ungkap Istiani.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Imam menuturkan, ia mengemudi dan masuk ke jalan tol karena terjadi kesalahan aplikasi Maps yang menunjukkan arah ke Jalan Tol Kebon Jeruk.

"Error map-nya itu. Pertama, saya sudah menanyakan ke mbak (Istiani) bahwa ke arah Dharmawangsa ini, betul atau enggak. Saya pencetlah itu (aplikasi maps), keluar di maps arahnya ke Tol Kebon Jeruk," papar Imam.

Selain itu, Imam mengatakan, dia juga tak memahami wilayah Jakarta Selatan karena dia merupakan perantau asal Brebes, Jawa Tengah. Tidak hanya itu, Imam mengatakan, baru satu bulan menjadi pengemudi taksi daring Grabcar. 

"Saya sebelumnya memohon maaf kepada pihak yang terlibat dari pihak Grab maupun pihak Polda Metro Jaya atau Mbak (Istiani) juga atas kesalahpahaman semua ini. Ini juga karena saya belum memahami aplikasi Grab kali ya," tutur Imam.

"Enggak tahu kalau (daerah) Jakarta Selatan, kalau (daerah) Jakarta Barat masih sedikit tahu lah," sambung dia.

Seperti diketahui, sang korban adalah seorang perempuan dalam akun Instagram @tiannnwu. Dalam ceritanya, dia mengaku hampir diculik pengemudi berinisial MIS dengan nopol mobil B-2601-BKV saat akan bepergian ke kawasan Dharmawangsa dan ICE BSD Tangerang.

Korban kemudian berhasil lolos dari upaya penculikan karena menekan tombol darurat dalam aplikasi tersebut. Satgas Grab kemudian bergerak menuju lokasi untuk menjemput korban.

Karena aksi penculikannya diketahui, terduga penculik sekaligus pengemudi menurunkan korban di pinggir jalan kawasan Tol Kebon Jeruk. Cerita dari sang korban kemudian disebarkan melalui akun Twitter Rasya @mllerasya pada Sabtu (8/2), dan disebarkan lebih dari 850 pengguna hingga saat ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement