REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia Hendri Satrio mengungkap pekerjaan rumah yang harus dilakukan Zulkifli Hasan usai terpilih kembali sebagai Ketua Umum PAN periode 2020-2025.
Zulhas, kata Hendri, harus bisa mempersatukan kembali internal PAN yang terpecah jelang Kongres PAN. Hendri menerangkan, khususnya rekonsiliasi dengan tokoh senior PAN Amien Rais dan pendukung kubu calon lawan.
"Harusnya setelah ini Zulhas rekonsiliasi ya dengan Pak Amien rais sehingga bisa tetap kokoh ini PAN," ujar Hendri saat dihubungi wartawan, Selasa (11/2).
Menurut Hendri, kembali terpilihnya Zulhas sebagai orang nomor satu di PAN itu juga semestinya membuat PAN tetap solid. Hal ini karena Zulhas masih dipercaya oleh banyak kader PAN.
Apalagi kata Hendri, ini kali pertama dalam sejarah PAN, posisi ketua umum diduduki orang yang sama di dua periode berturut-turut.
"Zulhas terpilih lagi sebagai Ketua Umum PAN ini kan dia membuktikan bahwa dia mengalahkan sejarah, ini kan kali pertama Zulhas menang atau kali pertama ketua umum dua periode, harusnya bisa mempersatukan," kata Hendri.
Menurut Hendri, seluruh kader juga harus solid dan menyudahi kericuhan yang terjadi suasana kongres PAN. "Masalah ricuh namanya kongres ya, disesalkan sih pasti, tapi kan ini sudah selesai, harusnya bisa bersatu lagi," ujarnya.
Selain itu, Hendri menilai Wakil Ketua MPR itu juga harus belajar dari periode pertama ia menjadi ketua umum. Khususnya, untuk menaikkan elektabilitas PAN di Pemilu.
"Ya pekerjaan rumahnya nanti kalau masuk koalisi Pak Jokowi elektabilitas PAN menurun atau menguat, kan itu yang mesti dipelajari tapi kan masih lama, masih empat tahun lagi perjalanannya, ke 2024," kata Hendri.
Zulkifli Hasan atau Zulhas terpilih menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2020-2025. Wakil Ketua MPR itu berhasil mendapatkan 331 suara dalam pemilihan yang digelar pada Kongres V, di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Ia berhasil mengalahkan pesaing utamanya, yakni Mulfachri Harahap yang berada di posisi kedua dengan perolehan 225 suara. Sedangkan Drajad Wibowo harus puas di peringkat ketiga, setelah hanya meraup enam suara. Tiga suara dinyatakan tidak sah.
Dari total 590 pemilih, hanya 565 yang menggunakan hak suaranya dalam Kongres V PAN. Adapun 25 pemilik suara tak memilih, karena 22 di antaranya yakni DPD yang kepengurusannya bermasalah dibekukan oleh Steering Comittee (SC). Sementara tiga lainnya, diketahui tak ikut mencoblos.