Selasa 11 Feb 2020 21:02 WIB

DDII Tanggapi Polemik WNI Eks Kombatan ISIS

Eks kombatan ISIS yang telah menyadari kesalahannya akan bisa menyadarkan orang lain.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius (tengah) memberikan keterangan pers terkait wacana pemulangan WNI eks ISIS di Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius (tengah) memberikan keterangan pers terkait wacana pemulangan WNI eks ISIS di Jakarta, Jumat (7/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) menyarankan Negara Indonesia bersikap bijaksana dan mengedepankan rasa kemanusiaan dalam menangani warga negara Indonesia (WNI) eks kombatan ISIS. DDII prihatin di antara mereka banyak anak-anak, ibu-ibu, dan janda yang telah menyesali kesalahannya dan ingin pulang ke Tanah Air.

Ketua Umum DDII, KH Mohammad Siddik menegaskan, ISIS sudah jelas dan terbukti bukan gerakan Islam. WNI eks kombatan ISIS sekarang menjadi korban karena ketidakfahaman mereka tentang agama Islam. Sebab sudah jelas agama Islam sangat melarang perbuatan yang dilakukan ISIS.

"ISIS ini bukan gerakan Islam, (ISIS) bukan cara berdakwah atau menyampaikan nilai-nilai Islam, membunuh sesama dan segala macam," kata KH Siddik kepada Republika, Senin (10/2) malam.

Menurutnya, kalau banyak WNI eks kombatan ISIS diabaikan di luar negeri, Indonesia akan malu oleh negara-negara lain. Masa suatu negeri tidak mengakui bangsanya sendiri. "WNI eks kombatan ISIS benar telah berbuat salah tetapi sekarang mereka telah meminta maaf. Apakah negara sebagai Ibu Pertiwi tidak memperhatikan hal ini," ujarnya. 

Ia mengatakan, Negara Indonesia harus bijaksana. Sekarang WNI eks kombatan ISIS sudah menyadari kesalahannya, minta maaf dan meminta pulang ke Tanah Air. Banyak di antara mereka anak-anak kecil, ibu-ibu, dan janda yang suaminya jadi korban atau hilang. "(WNI eks kombatan ISIS ini kan kewajiban negara, meskipun mereka salah, jelas kesalahan mereka sudah jelas. Tapi kita sebagai negara kan harus berhati besar," ujarnya.

Siddik mengatakan, Indonesia perlu berbesar hati terhadap mereka yang ingin pulang ke Tanah Air. Mereka mau taubat dan mau disuruh bikin pernyataan. Nanti mereka bisa dibina supaya sadar dan kembali ke jalan Islam yang benar.

Sekarang para WNI eks kombatan ISIS sudah menyaksikan sendiri kesalahan ISIS dan kondisinya tidak seperti yang mereka bayangkan. Kalau mereka dipulangkan ke Tanah Air, maka bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka pasti akan menyatakan penyesalan mereka. 

"Kalau ada beberapa orang (di antara WNI eks kombatan ISIS) yang sama sekali tidak mau pulang, karena memang sudah keras kepala, itu baru kita bisa angkat tangan," ujarnya. 

KH Siddik mengungkapkan keprihatinannya terhadap anak-anak, ibu-ibu dan janda eks kombatan ISIS di lokasi yang dingin dan hujan salju. Menurutnya yang paling panting Indonesia harus tunjukkan kebesarannya sebagai bangsa dengan memberikan maaf kepada mereka.

Menurutnya, eks kombatan ISIS yang telah menyadari kesalahannya akan bisa menyadarkan orang lain yang sedang tersesat seperti mereka dulu. Jadi mereka bisa diberdayakan agar bisa berdakwah secara baik sesuai Pancasila dan UUD 1945. Mereka diarahkan agar bisa menyampaikan nilai-nilai Islam secara baik dan sesuai konstitusional. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement