REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aktivitas ibadah di Mushala Al-Hidayah, Perum Agape Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, telah kembali normal. Hal ini menyusul kasus perusakan mushala tersebut beberapa waktu lalu.
"Ini bencana membawa hikmah, ya. Jadi pascakejadian, semua surat-surat, seperti surat rekomendasi Kementerian Agama, termasuk juga surat rekomendasi dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), itu sudah keluar. Jadi cepat," ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Utara, Abdul Wahab A, saat di kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta, Selasa (11/2).
Ghafur menuturkan, suasana peribadahan umat Muslim di Perum Agape Tumaluntung pun kini sudah berjalan normal dan aman. Mereka bisa beribadah dengan nyaman kembali karena mushala yang sebelumnya rusak sekarang sudah diperbaiki TNI, Polisi, dan warga setempat.
"Jadi sudah aman dan mereka dapat menyelenggarakan kegiatan ibadah lagi karena sudah diperbaiki oleh Dandim dan Polres," ujar dia.
Mushala Al-Hidayah, jelas Ghafur, biasa digunakan untuk ibadah shalat lima waktu, majelis taklim, dan pengajian anak-anak. Sementara untuk shalat Jumat, warga Muslim setempat masih menunaikannya di masjid yang jaraknya agak jauh.
Ghafur menambahkan, sebagian besar Muslim di sekitar Mushala itu merupakan karyawan kantoran. Sehingga masjid biasanya ramai pada waktu shalat Maghrib, Isya dan Subuh. Menurut dia, jumlah jamaah Mushala itu sekitar 100 orang.