Selasa 11 Feb 2020 22:04 WIB

Kementan: Pengendalian ASF Bukan Lewat Pemusnahan Massal

Kementan menyebut pemerintah akan fasilitasi peternak penyediaan babi bebas ASF

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kementan berikan pelatihan petugas kesehatan hewan dari 17 provinsi yang memiliki populasi babi tinggi dan mempunyai risiko terkena African Swine Fever (ASF)
Foto: Kementerian pertanian
Kementan berikan pelatihan petugas kesehatan hewan dari 17 provinsi yang memiliki populasi babi tinggi dan mempunyai risiko terkena African Swine Fever (ASF)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan upaya pengendalian demam babi afrika atau african swine fever (ASF) tidak dengan pemusnahan massal. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita mengatakan, ASF merupakan peyakit baru yang belum ditemukan vaksin dan obatnya di dunia.

Penyakit tersebut, kata dia, telah mewabah di berbagai negara meliputi Cina, Mongolia, Vietnaam, Kamboja, Korea Selatan, Laos, Myanmar, Filipina, Korea Utara, dan Timor Leste. Ketut mengatakan, meski baru, namun penyakit ini tidak dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Baca Juga

"Sampai saat ini belum ditemukan vaksin ASF yang efektif untuk pencegahan, strategi utama kita untuk pencegahan adalah melalui penerapan biosekuriti dan pengetatan lalu lintas," kata Ketut dalam keterangan resmi, Selasa (11/2).

Ketut menjelaskan, sebagai langkah preventif, sebelum terjadinya wabah Kementan telah melakukan sosialisasi terkait pentingnya implementasi biosecurity dan biosafety ini kepada kepala daerah, dinas, peternak babi, dan masyarakat melalui berbagai media, baik secara langsung maupun melalui media massa.