REPUBLIKA.CO.ID,PALU -- Dua ahli buaya asal Australia, Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilsonsetelah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan ( KLHK), akan membantu operasi penyelamatan seekor buaya muara di Palu, Sulawesi Tengah, yang lehernya terjerat ban bekas sepeda motor.
Hal tersebut sesuai dengan surat DirekturKeanekaragaman Hayati, Nomor S110/KKH/MJ/KSA.2/02/2020. tanggal 10 Februari 2020. ''Memang benar adanya bahwa setelah berkonsultasi dengan Direktur KKH, Kementerian LHK maka mereka diperkenankan segera bergabung dengan tim yang sudah terbentuk,'' kata Ketua Tim Satgas Penyelamatan Buaya, Haruna di Palu, Senin (11/2).
Dua ahli buaya ini akan segera bergabung dengan tim Satgas Penyelamatan Buaya yang dibentuk oleh Kementerian LHK. Tim satgas sendiri terdiri dari Pihak BKSDA Sulteng, BKSDA NTT,dan Polair Polda Sulteng.
Untuk saat ini, tim satgas tersebut sedang mempersiapkan kembali peralatan, serta strategi yang ada dengan bantuan dua ahli buaya asal Australia. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan waktu guna segera melakukan penanganan terhadap buaya berkalung ban. ''Terkait perkembangan yang ada saat ini Tim Satgas sedang mempersiapkankembali peralatan serta strategi," jelasnya.
Proses penyelamatan terhadap hewan reptil yang terjerat ban bekas ini sudah dilakukan oleh tim satgas beberapa hari terakhir, namun hingga saat ini belum membuahkan hasil. Selain hewan reptil tersebut yang berpindah pindah tempat, ribuan masyarakat Kota Palu yang menyaksikan secara langsung proses evakuasi menjadi kendala tim satgas. ''Terkait waktu operasi saat ini tim belum menentukan sampai kapan operasiakan berlangsung, dan kemungkinan diputuskan setelah dua ahli itu tiba dari Jakarta untuk bergabung bersama tim satuan tugas," kata Haruna.