REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno meyakini tidak akan ada gejolak yang terjadi di internal setelah Kongres PAN berakhir. Adi menilai, meski kongres untuk pemilihan ketua umum PAN sempat diwarnai kericuhan, PAN akan tetap solid.
"PAN pasti tetap solid, biasanya setelah terjadi dinamika dan sedikit gesekan PAN selalu menyatu kembali," ujar Adi kepada wartawan, Selasa (11/2).
Adi menjelaskan, itu dibuktikan selama ini tidak pernah ada kubu tandingan partai yang lahir usai Kongres PAN berakhir. Ia meyakini, ini juga yang akan terjadi setelah terpilihnya kembali Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan
"Buktinya, sejauh ini tak ada sempalan partai yang lahir dari konflik di Kongres PAN," ucap Adi.
Namun demikian, Adi menilai pekerjaan rumah yang harus dilakukan Zulkifli Hasan adalah menyolidkan barisan PAN, khususnya kubu yang berlawanan. Ini kata Adi, penting untuk membangun kader PAN kembali bersatu setelah sempat bersinggungan saat Kongres berlangsung.
"Karenanya, PR utama zulhas setelah terpilih harus segera merangkul pihak-pihak yang bersebrangan," katanya.
Kongres PAN menghasilkan Zulhas terpilih kembali menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2020-2025. Wakil Ketua MPR itu berhasil mendapatkan 331 suara dalam Kongres di Kendari, Sulawesi Tenggara yang sempat diwarnai kericuhan.
Ia berhasil mengalahkan pesaing utamanya, yakni Mulfachri Harahap yang berada di posisi kedua dengan perolehan 225 suara. Sedangkan Drajad Wibowo harus puas di peringkat ketiga, setelah hanya meraup enam suara. Tiga suara dinyatakan tidak sah.
Dari total 590 pemilih, hanya 565 yang menggunakan hak suaranya dalam Kongres V PAN. Adapun 25 pemilik suara tak memilih, karena 22 di antaranya yakni DPD yang kepengurusannya bermasalah dibekukan oleh Steering Comittee (SC). Sementara tiga lainnya, diketahui tak ikut mencoblos.