REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali membeli dua ribu reagen atau reaktan untuk mendeteksi virus novel corona (2019-nCoV) dalam tubuh orang yang diduga terinfeksi. Balitbangkes Kemenkes sebelumnya telah menerima 1.000 reagen dari organisasi kesehatan dunia (WHO).
Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan Siswanto menjelaskan, sebenarnya pihaknya telah menerima 1.000 reagen dari WHO. Baru 64 dari 1.000 reagen yang tersedia itu dipakai untuk menguji spesimen kasus.
"Jadi sebenarnya ada stok (reagen) dan masih cukup persediaannya. Bahkan, kami beli lagi dua ribu reagen," ujarnya usai temu media update 2019-nCoV, di kantor Balitbangkes Kemenkes, Selasa (11/2).
Disinggung mengenai reagen virus ini belum memenuhi standar, Siswanto membantah. Ia menegaskan semua proses pengujian virus yang dilakukan Balitbangkes Kemenkes telah memenuhi standar WHO. Menurut Siswato begitu spesimen diterima pihaknya, mesin pengujian virus reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) untuk virus itu sudah benar prosedurnya sesuai dengan standar WHO.
Khusus untuk meneliti 2019-nCoV, Balitbangkes Kemenkes menyediakan satu lantai di lantai empat yaitu laboratorium virologi. "Jadi kalau hasilnya negatif, Anda jangan menyangsikan laboratorium Litbangkes tidak mampu. Itu tidak betul," ujarnya. Bahkan, negara seperti India yang mengidentifikasi tiga infeksi virus novel Corona setelah menguji sekitar 630 kasus.