Rabu 12 Feb 2020 09:43 WIB

Pengamat: Peluang PAN Merapat ke Jokowi Cukup Besar

Pengamat menilai peluang PAN merapat ke Jokowi cukup besar setelah terpilihnya Zulhas

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan)
Foto: Antara/Jojon
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lembaga Indo Barometer, M Qodari mengatakan peluang Partai Amanat Nasional (PAN) merapat ke pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin cukup besar, setelah Zulkifli Hasan (Zulhas) kembali terpilih sebagai ketua umum. Bahkan, menurutnya bukan tidak mungkin ada kader PAN yang masuk dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf.

"Menurut saya cukup besar kemungkinan bahwa Pak Zulkifli Hasan akan membawa PAN untuk lebih dekat dengan Pemerintah," ujar Qodari saat dihubungi wartawan, Rabu (12/2).

Baca Juga

Bahkan, Qodari memprediksi, pada saatnya nanti, merapatnya PAN akan ditandai dengan masuknya perwakilan kader PAN dalam kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf. Qodari menerangkan, ada beberapa alasan yang membuat PAN di bawah Zulhas (Zulkifli Hasan) kembali merapat dengan Pemerintahan Jokowi. Sebab, Zulhas, sebelumnya telah membawa PAN merapat dalam koalisi Pemerintah Jokowi-JK, meski akhirnya tidak berlanjut dalam Pilpres 2019 lalu.

Qodari menilai, ini karena sikap politik berbeda dengan tokoh senior PAN Amien Rais yang mendukung Prabowo Subianto "Pak Zulhas sebelum Pilpres 2019 lebih cenderung mendukung dan dekat Pak Jokowi ketimbang dengan Pak Prabowo, tetapi karena Pak Amien Rais mendukung Pak Prabowo dan Zulhas tidak mau berkonflik dengan Pak Amien Rais, maka Zulhas dukung Prabowo-Sandi," ujar Qodari.

Selain itu, Direktur Eksekutif IndoBarometer itu juga menilai masuknya Hatta Rajasa sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN juga membuka peluang PAN dekat ke Pemerintahan. Sebab, Hatta, kata Qodari juga memiliki kecenderungan pribadi dan komunikasi yang baik dengan Jokowi.

Menurutnya, posisi Hatta Rajasa ini berpengaruh pada sikap politik PAN karena selama ini Amien Rais yang merupakan Ketua Dewan Kehormatan PAN kerap berbeda pandangan dengan Zulhas.

"Kadang kadang ketua umum punya sikap A tapi Ketua MPP punya sikap lain, tapi per hari ini saya melihat dengan turunnya Pak Amien Rais dan naik Pak Hatta Rajasa maka kecenderungan kepada Pak Jokowi itu menjadi lebih terbuka," katanya.

"Karena seperti halnya Pak Zulhas, sebetulnya pada 2014 Pak Hatta punya kecendrungan bahkan hampir berpasangan dengan Pak Jokowi sebagai Wapres Pak jokowi tapi karena faktor politik eksternal akhirnya batal," katanya.

Kongres PAN menghasilkan Zulhas terpilih kembali menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2020-2025. Wakil Ketua MPR itu berhasil mendapatkan 331 suara dalam Kongres di Kendari, Sulawesi Tenggara yang sempat diwarnai kericuhan.

Ia berhasil mengalahkan pesaing utamanya, yakni Mulfachri Harahap yang berada di posisi kedua dengan perolehan 225 suara. Sedangkan Drajad Wibowo harus puas di peringkat ketiga, setelah hanya meraup enam suara. Tiga suara dinyatakan tidak sah.

Dari total 590 pemilih, hanya 565 yang menggunakan hak suaranya dalam Kongres V PAN. Adapun 25 pemilik suara tak memilih, karena 22 di antaranya yakni DPD yang kepengurusannya bermasalah dibekukan oleh Steering Comittee (SC). Sementara tiga lainnya, diketahui tak ikut mencoblos.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement