REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sebanyak 39 orang lainnya di kapal pesiar Diamond Princess di Jepang dilaporkan positif terinfeksi virus corona. Selain itu ada satu orang petugas karantina yang juga terinfeksi dan secara keseluruhan jumlah pasien mencapai 175 orang pada Rabu (12/2).
Diamond Princess dikarantina selama dua pekan setelah tiba di Yokohama pada 3 Februari lalu setelah seorang pria yang melakukan perjalanan dengan kapal turun di Hong Kong dan didiagnosis terkena virus tersebut. Sekitar 3.700 orang berada di atas kapal pesiar, dengan jumlah awak 1.100 dan kapasitas penumpang 2.670.
Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan tes virus corona sedang dilakukan secara bertahap pada orang-orang di atas kapal, khususnya yang dianggap membutuhkan. Hasil pemeriksaan untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi virus corona akan diumumkan segera.
Karantina rencananya dilakukan hingga 19 Februari mendatang. Namun, Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan orang-orang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronis untuk keluar lebih dahulu dan mendapatkan perawatan yang lebih tepat.
Dari sebanyak 39 kasus virus corona yang ditemukan di Diamond Princess diketahui 10 diantaranya terjadi pada kru kapal, kemudian 10 warga Jepang dan lainnya berasal dari 11 negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan China. Media lokal Negeri Matahari Terbit mengatakan empat orang di antaranya saat ini berada dalam kondisi serius.
Sebelumnya, larantina yang dilakukan dilaporkan elah membuat orang-orang di dalam kapal berada dalam kondisi sulit, khususnya bagi mereka yang berada di kabin dalam tanpa jendela. Sebagian besar penumpang dalam Diamond Princess juga dilaporkan membutuhkan obat karena berbagai masalah kesehatan yang kronis.
Kementerian Kesehatan Jepang pada Senin (10/2) mengatakan bahwa sekitar 600 orang yang ada di kapal pesiar tersebut sangat membutuhkan obat-obatan. Hingga akhir pekan lalu, sekitar setengah diantaranya telah menerima pasokan medis yang diperlukan.