Rabu 12 Feb 2020 10:33 WIB

AS dan Taliban Buat Kesepakatan

Presiden Afghanistan sebut terjadi kemajuan penting dalam pembicaraan AS dan Taliban

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Presiden Afghanistan sebut terjadi kemajuan penting dalam pembicaraan AS dan Taliban. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Presiden Afghanistan sebut terjadi kemajuan penting dalam pembicaraan AS dan Taliban. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan telah terjadi kemajuan penting dalam pembicaraan Amerika Serikat (AS) dan Taliban dalam penarikan pasukan, Selasa (11/2). Kabar tersebut dia dapatkan langsung dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Dalam sebuah unggahan di Twitter, Ghani menulis bahwa Pompeo telah memberitahunya melalui telepon. Kabar itu menyatakan Taliban telah membuat proposal sehubungan dengan membawa pengurangan yang signifikan dan bertahan lama untuk mengatasi kekerasan.

Baca Juga

Kicauan Ghani mengindikasikan kemungkinan terobosan dalam pembicaraan AS-Taliban di Qatar. Sebelumnya, pembicaraan menemui jalan buntu karena tuntutan AS untuk pemberontak sepakat untuk secara signifikan mengurangi kekerasan sebagai bagian dari perjanjian penarikan pasukan AS.

Ghani menulis bahwa Pompeo mengatakan kepadanya tentang kemajuan penting yang dicapai dalam pembicaraan damai yang sedang berlangsung dengan Taliban. "Menteri memberi tahu saya tentang proposal Taliban sehubungan dengan membawa pengurangan signifikan dan abadi dalam kekerasan," ujarnya.

Walau memberikan kabar melegakan itu, Ghani tidak mengungkapkan rincian proposal tersebut. Dia pun memberikan pujian atas perkembangan yang terlah terjadi dengan menyatakan "posisi utama kami dalam perdamaian sejauh ini mulai memberikan hasil yang bermanfaat."

"AS berunding dengan Taliban di Doha berlanjut di sekitar spesifik pengurangan kekerasan," kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri, Selasa (11/2).

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Robert O'Brien menegaskan Trump berusaha untuk menarik pasukan AS dari negara tersebut. "Saya tidak berpikir akan ada penarikan segera dari Afghanistan," ujarnya pada Selasa malam.

Sebelum ini, Presiden Afghanistan telah meminta Taliban untuk menyetujui gencatan senjata nasional. Permintaan ini juga dibuat oleh Trump pada September ketika membatalkan negosiasi selama berbulan-bulan dengan milisi yang dipimpin Utusan Khusus AS Zalmay Khalilzad.

Namun, Taliban dengan tegas menolak permintaan itu. Dalam perundingan yang dimulai kembali pada Desember di Doha, Qatar, negosiator AS telah mendesak pemberontak untuk menyetujui pengurangan signifikan dalam kekerasan.

Pakta penarikan pasukan AS akan diikuti oleh pembicaraan antara Taliban dan delegasi Afghanistan. Pembicaraan ini akan melibatkan pejabat pemerintah dalam penyelesaian perang selama beberapa dekade.

Pejabat AS mengatakan, jumlah pasukan AS bisa turun menjadi sekitar 8.600 tahun ini bahkan jika perjanjian penarikan tidak tercapai. Presiden AS Donald Trump telah menjadikan penarikan 13 ribu anggota layanan AS dari Afghanistan sebagai tujuan kebijakan luar negeri.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement