Rabu 12 Feb 2020 11:18 WIB

AS Sebut Pemutusan Perjanjian Keamanan Rugikan Filipina

Presiden Filipina Rodrigo Duterte umumkan penghentian Perjanjian Kunjungan Angkatan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan penghentian Perjanjian Kunjungan Angkatan (VFA) dengan Amerika Serikat (AS). Ilustrasi.
Foto: Wu Hong/Pool Photo via AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan penghentian Perjanjian Kunjungan Angkatan (VFA) dengan Amerika Serikat (AS). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan penghentian Perjanjian Kunjungan Angkatan (VFA) dengan Amerika Serikat (AS), Selasa (11/2). Menanggapi hal itu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper menyebut keputusan itu tidak menguntungkan dan menuju arah yang salah.

Esper mengatakan menerima pemberitahuan tentang tindakan itu pada Senin malam. AS akan mempelajari atas tindakan yang diambil oleh Duterte dalam memutuskan perjanjian yang sudah berjalan dua dekade itu.

Baca Juga

"Kita harus bekerja melalui sudut kebijakan, sudut militer. Saya akan mendengar dari komandan saya. Tapi dalam pandangan saya, sangat disayangkan bahwa mereka akan mengambil langkah ini," kata Esper.

Esper mengaku tidak berpikir langkah itu dikaitkan dengan China. Namun, dia meyakini keputusan tersebut merupakan langkah menuju arah yang salah. "Karena kami berdua secara bilateral dengan Filipina dan bersama-sama dengan sejumlah mitra dan sekutu lain di wilayah ini mencoba untuk mengatakan kepada China 'Anda harus mematuhi aturan tata tertib internasional'," ujarnya.

Duterte memutuskan untuk menarik pakta rotasi pasukan dengan AS. Keputusan ini memungkinkan Filipina menjadi lebih independen dalam hubungannya dengan negara-negara lain.

"Presiden tidak akan menerima inisiatif apa pun yang berasal dari pemerintah AS untuk menyelamatkan VFA, dia juga tidak akan menerima undangan resmi untuk mengunjungi Amerika Serikat," kata juru bicara Duterte, Salvador Panelo.

Keputusan itu dipicu oleh pencabutan visa AS kepada mantan kepala polisi yang memimpin perang terhadap narkoba Ronald dela Rosa. Panelo mengatakan keputusan Duterte adalah konsekuensi dari tindakan legislatif dan eksekutif AS yang menyerang kedaulatan dan tidak menghormati sistem peradilan Filipina.

VFA penting bagi aliansi AS-Filipina secara keseluruhan dan menetapkan aturan bagi tentara AS untuk beroperasi di Filipina. Perjanjian ini menopang yang disebut Washington sebagai hubungan ketat, meskipun Duterte mengungkapkan keberatan tentang kemunafikan AS, perlakuan buruk, dan senjata yang menua.

Mengingat pentingnya aliansi dengan Filipina dalam strategi AS yang lebih luas, Washington berharap keputusan itu akan dibatalkan atau ditunda. Keputusan pemutusan kerja sama ini akan terjadi dalam 180 hari mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(QS. At-Tahrim ayat 8)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement