Rabu 12 Feb 2020 14:24 WIB

Novel Dihargai Malaysia, Dilaporkan ke Polisi di Tanah Air

Novel menerima penghargan atas dedikasinya dalam memberantas korupsi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Teguh Firmansyah
Penyidik KPK Novel Baswedan memberikan keterangan kepada wartawan usai berlangsungnya rekonstruksi kasus penyiraman air keras di kediamannya Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (7/2).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penyidik KPK Novel Baswedan memberikan keterangan kepada wartawan usai berlangsungnya rekonstruksi kasus penyiraman air keras di kediamannya Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberanian dan dedikasi Novel Baswedan dalam upaya pemberantasan korupsi mendapat pengakuan dari internasional. Novel menerima penghargaan antikorupsi internasional di Malaysia, Selasa (11/2) malam.

Novel menerima langsung dari Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohamad dalam acara makan malam di Putrajaya Marriot Hotel, Putrajaya, Malaysia.

Baca Juga

Namun, kondisi berbeda sedikit dialami alami Novel di Tanah Air. Upaya untuk mengungkap kasus yang dialaminya justru banyak menemui kendala. Lebih dari dua tahun kasus Novel menemui jalan buntu.

Baru pada Desember 2019, polisi menahan dua orang yang merupakan penyiram Novel. Keduanya merupakan polisi aktif. Tapi, masih banyak pihak yakin keduanya bukanlah dalang dari penyiram Novel.

Tak hanya itu, Novel pun sempat dilaporkan ke polisi. Adalah politikus PDIP Dewi Tanjung yang melaporkan Novel ke polisi karena dianggap merekayasa peristiwa penyiraman air keras tersebut. Laporan itu diterima polisi dengan nomor laporan LP/7171/XI2019/PMJ, Dit.Reskrimsus pada 6 November 2019. 

Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengapresiasi atas penghargaan antikorupsi internasional di Malaysia yang diterima oleh penyidik KPK Novel Baswedan.

"KPK berterima kasih atas perhatian dari berbagai pihak yang terus mendukung dan ikut mengawasi penuntasan kasus penyerangan Novel Baswedan," ucap Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Ali menyatakan Novel dianggap sebagai sosok yang tepat menerima penghargaan tersebut karena pada 11 April 2017 mendapatkan serangan berupa penyiraman air keras oleh orang yang tak dikenal sepulangnya dari ibadah shalat Subuh. "Hingga kini, Kepolisian baru bisa menangkap dua orang pelaku lapangannya, otak intelektual yang mendalangi penyerangan terhadap Novel Baswedan belum juga diketahui," kata Ali.

Ia menyatakan sejak peristiwa itu, kondisi mata Novel terus memburuk. Hingga saat ini, Novel masih harus terus menjalani perawatan ke Singapura.

"Kondisi yang terbaru adalah mata kiri Novel yang selama ini menjadi tumpuannya, kini hanya bisa melihat cahaya. Novel kini terpaksa bertumpu dengan mata kanan yang kemampuan melihatnya tinggal 60 persen, dengan syarat menggunakan lensa khusus," tuturnya.

KPK, kata dia, terus mengharapkan pelaku penyerangan Novel bisa mendapat hukuman seadil-adilnya.  "Selain itu, KPK berharap kasus penyerangan terhadap Novel bisa benar-benar tuntas sampai ke penemuan otak intelektualnya. Hal ini harus dilakukan supaya tidak ada lagi penyerangan terhadap penegak hukum yang tengah menjalankan tugas," ujar Ali.

Selain Novel, penghargaan tersebut juga diberikan kepada almarhum Kevin Anthony Morais, penuntut pada Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia yang terbunuh pada 2015. Dalam acara tersebut, sekaligus dilakukan peluncuran Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACCF).

Organisasi tersebut dibentuk dengan tujuan mendukung pegawai lembaga antikorupsi yang menjadi target atau yang terancam jiwa, keselamatan, atau kehormatannya karena memiliki komitmen dalam penyidikan dan pemberantasan korupsi.

Novel berterima kasih

Novel mengucapkan banyak terima kasih kepada Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACF) atas penghargaan ini. Penghargaan ini, kata Novel, adalah bentuk dukungan dan penghormatan terhadap semua pihak yang memilih jalan untuk berjuang memberantas korupsi, baik di Malaysia, Indonesia dan di seluruh dunia.

"Inisiatif ini menegaskan bahwa isu pemberantasan korupsi bukan hanya permasalahan masing-masing negara saja, tetapi juga merupakan masalah bersama masyarakat dunia," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Novel juga mengapresiasi pemerintah Malaysia atas pencapaian peningkatan Indeks Persepsi Korupsi (CPI) sebesar 6 (enam) point pada 2019. Hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa, dan hanya bisa tercapai atas kerja keras dan konsistensi dalam menindak dan mencegah korupsi.  "Selain itu, apresiasi saya terhadap upaya Pemerintah Malaysia dalam memberikan perlindungan kepada para petugasnya dalam melaksanakan tugas untuk memberantas korupsi."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement