Rabu 12 Feb 2020 16:21 WIB

Deteksi Dini Stunting, Surabaya Maksimalkan Peran Posyandu

Selama kegiatan berlangsung balita ditimbang dan diberikan vitamin A di Posyandu.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Pemerintah Indonesia optimistis dapat menurunkan angka stunting hingga di bawah 20 persen pada 2024.
Foto: Istimewa
Pemerintah Indonesia optimistis dapat menurunkan angka stunting hingga di bawah 20 persen pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Memeringati Bulan Timbang Anak, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menggelar kegiatan Timbang Serentak di 2.776 Posyandu yang tersebar di Kota Surabaya, Rabu (12/2). Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, kegiatan yang digelar sebagai salah satu bentuk pemantauan status gizi dari seluruh balita melalui Posyandu.

Melalui kegiatan ini, Dinkes Surabaya diharapkan dapat melakukan deteksi dini pencegahan stunting untuk Balita yang membutuhkan gizi tambahan, agar dapat diintervensi. “Itu yang akan kita intervensi. Supaya tidak ada gizi buruk dan mencegah stunting yang terjadi pada balita atau statusnya berada di bawah garis merah,” kata Febria.

Baca Juga

Febria menjelaskan, selama kegiatan berlangsung, balita akan ditimbang dan diberikan vitamin A. Sementara itu, bagi orang tuanya dapat mengikuti demo-demo tentang kesehatan ibu dan anak. Misalnya, dimulai dari hal yang paling sederhana yakni pentingnya mencuci tangan. “Karena kan tadi dianggap cuci tangan itu adalah hal yang sepele. Padahal di situlah awal timbulnya penyakit,” ujar Febria.

Setelah dilakukan timbang dan pengukuran tinggi badan, lanjut Febria, anak akan dilakuakan pemberian makanan tambahan (PMT). PMT tersebut khusus diberikan bagi mereka yang membutuhkan gizi tambahan. Semua itu disesuaikan dengan status gizi dari masing-masing balita. “Kami juga memberikan intervensi berupa pendampingan dari dokter spesialis gizi balita dan dokter spesialis anak,” ujar Febria.

Meskipun kegiatan Posyandu sudah berjalan rutin setiap satu bulan sekali, namun, kata Febria, kegoatan yang digelar kali ini berbeda. Dimana seusai kegiatan Posyandu, petugas dari Dinkes akan mendata keseluruhan kesehatan anak. Semua itu dilakukan agar para Balita terhindar dari gizi buruk dan stunting.

Warga Tempel Sutorejo, Kecamatan Tegalsari Surabaya, Aisyatul Ishriyyah (24) bersyukur bisa mengikuti kegiatan demo. Bagi dia, acara seperti ini menambah pengetahuan agar anak dan ibunya tidak mudah terserang penyakit. “Ada praktiknya juga. Anak ditimbang dikasih vitamin alhamdulillah berat badan anak saya juga naik tiap bulan,” kata Aisyatul.

Ia berharap, setiap bulannya kegiatan sosialisasi semacam ini semakin sering dilakukan untuk menambah wawasan para ibu. Khususnya ibu muda yang baru memiliki anak. “Saya semakin tahu pertumbuhan badan anak saya. Jadi kita bisa waspada biar anak tidak sampai gizi buruk,” kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement