Rabu 12 Feb 2020 16:52 WIB

KPK Berharap Kasus Novel Tuntas

KPK berharap pelaku penyerangan Novel mendapat hukuman seadil-adilnya

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad berjabat tangan dengan penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat menghadiri peluncuran Perdana International Anti-Corruption Champion Fund (PIACCF) di Putrajaya, Malaysia, Selasa (11/2/2020).
Foto: Antara/Agus Setiawan
Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad berjabat tangan dengan penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat menghadiri peluncuran Perdana International Anti-Corruption Champion Fund (PIACCF) di Putrajaya, Malaysia, Selasa (11/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mendapatkan penghargaan antikorupsi dari Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACCF). Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras, keberanian, dedikasi, dan komitmen Novel dalam memberantas korupsi.

Plt Jubir KPK Bidang Penindakan, Ali Fikri mengatakan, KPK terus berharap, pelaku penyerangan Novel Baswedan bisa mendapat hukuman seadil-adilnya.

"Komisi Pemberantasan Korupsi berterima kasih atas perhatian dari berbagai pihak yang terus mendukung dan ikut mengawasi penuntasan kasus penyerangan Novel Baswedan," kata Ali dalam pesan singkatnya, Rabu (12/2).

KPK berharap kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan bisa benar-benar tuntas sampai ke penemuan otak intelektualnya. Hal ini harus dilakukan supaya tidak ada lagi penyerangan terhadap penegak hukum yang tengah menjalankan tugas.

Sementara menurut Novel penghargaan yang ia terima merupakan inisiatif yang menegaskan bahwa isu pemberantasan korupsi bukan hanya permasalahan masing-masing negara.  "Tetapi juga merupakan masalah bersama masyarakat dunia," ucap Novel.

Novel juga mengapresiasi  pemerintah Malaysia atas pencapaian peningkatan Indeks Persepsi Korupsi (CPI) sebesar 6 (enam) point pada tahun 2019. Hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa, yang hanya bisa tercapai atas kerja keras dan konsistensi dalam menindak dan mencegah korupsi.

"Selain itu, apresiasi saya terhadap upaya Pemerintah Malaysia dalam memberikan perlindungan kepada para petugasnya dalam melaksanakan tugas untuk memberantas korupsi," tuturnya.

Novel Baswedan dianggap sebagai sosok yang tepat menerima penghargaan ini karena pada 11 April 2017 mendapatkan serangan berupa penyiraman air keras oleh orang yang tak dikenal sepulangnya dari ibadah salat Subuh. Hingga kini, kepolisian baru bisa menangkap dua orang pelaku lapangannya, otak intelektual yang mendalangi penyerangan terhadap Novel Baswedan belum juga diketahui.

Sejak disiram air keras oleh orang tak dikenal tiga tahun lalu, kondisi mata Novel Baswedan terus memburuk. Hingga saat ini ia masih harus terus menjalani perawatan ke Singapura. Kondisi yang terbaru adalah mata kiri Novel yang selama ini menjadi tumpuannya, kini hanya bisa melihat cahaya. Novel kini terpaksa bertumpu dengan mata kanan yang kemampuan melihatnya tinggal 60 persen, dengan syarat menggunakan lensa khusus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement