REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Witan Sulaeman sontak jadi sorotan publik pasca-mengumumkan bergabung dengan klub top Serbia, Radnik Surdulica. Kabar ini membahagiakan pecinta sepakbola nasional karena menandakan bakat muda Witan diakui dunia.
Namun karier Witan di Radnik Surdulica bergantung pada perfomanya nanti. Bisa saja Witan tak bertahan lama jika tampil mengecewakan di sana. Ini lantaran ketatnya persaingan sepak bola di Benua Biru.
Selain Witan, terdapat sejumlah pesepak bola Tanah Air yang pernah mencari peruntungan di Benua Biru. Nasibnya beragam. Berikut sekilas kisah para pemain Indonesia yang merumput di Eropa, dihimpun dari berbagai sumber pada Rabu (12/2).
1. Kurniawan Dwi Yulianto
Karier Kurniawan sebagai pemain profesional dimulai bersama FC Luzern di Liga Swiss pada 1994. Sebelum membela FC Luzern, Kurniawan pernah menerima pelatihan di Sampdoria Primavera, Italia, setahun sebelumnya. Setelah itu, beberapa klub besar Indonesia pernah mencicipi kemampuannya, seperti Pelita Jaya, PSM Makassar, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSS Sleman, dan Persela Lamongan.
Kini, pria berusia 43 tahun itu resmi bekerja sebagai pelatih kepala Sabah FA, salah satu klub peserta dari Malaysia Super League 2020. Kurniawan pun menjadi satu-satunya atlet sepak bola Indonesia yang pernah berkarier profesional sebagai pemain sekaligus pelatih di luar negeri.
2. Kurnia Sandi
Sandi pernah menempa pelatihan di Italia sama seperti Kurniawan. Lewat serangkaian latihan, Sampdoria tertarik mengontrak Sandi sebagai kiper cadangan ketiga. Tapi ternyata Sandi hanya jadi cadangan keempat. Alhasil Sandi tak pernah tampil sekalipun di level senior Serie A Liga Italia.
3. Irfan Bachdim
Karier sepak bolanya dimulai dengan bergabung di akademi sepak bola kelas dunia, Ajax Amsterdam. Bachdim dididik bersama Ryan Babel, Mitchell Donald, Jeffrey Sarpong, dan Christian Supusepa.
Bachdim memantapkan hati pindah ke SV Argon usai tiga tahun berkarier di Ajax. Karier Bachdim di SV Argon semakin melonjak hingga direkrut oleh FC Ultrech. Kemudian ia pernah bergabung dengan HFC Haarlem.
Bachdim meninggalkan menterengnya dunia sepak bola Eropa dengan pindah ke Indonesia pada 2010. Ia pernah menjalani seleksi di Persib Bandung dan Persija Jakarta namun gagal terpilih.
Roda nasib membawanya membela Persema Malang yang saat itu dilatih oleh Timo Scheunemann. Persema kembali menaikkan kariernya sampai dipanggil oleh tim nasional U-23 untuk kejuaraan Piala AFC 2011 dan kualifikasi Olimpiade 2012.
Bachdim kembali jadi idola pecinta sepak bola Indonesia setelah tampil fantastis bersama timnas Indonesia. Bachdim kemudian meneruskan karier di klub asal Thailand, Chonburi, selama 1 tahun. Selanjutnya, Bachdim bergabung dengan klub asal Jepang, Consadole Sapporo dengan nilai transfernya selama semusim sekitar Rp 1,6 miliar.
Bachdim pulang kampung tahun 2017 untuk bergabung dengan Bali United di Liga 1. Ia juga sempat diminta kembali memperkuat timnas Garuda.