REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi berupaya menurunkan angka perceraian yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Caranya dengan mendorong edukasi kepada majelis taklim dan organisasi kemanusiaan agar menjadi duta-duta keluarga sakinah.
Data Pengadilan Agama (PA) Kota Sukabumi mencatat sepanjang 2018 kasus perceraian mencapai sebanyak 671 perkara. Jumlah ini mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan 2017 lalu yang hanya sebanyak 589 perkara.
"Angka perceraian pada 2020 ini harus turun," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dalam sosialisasi keluargaku dengan tema Membangun keluarga sehat dan Islami untuk menggapai ridho Ilahi di Hotel Balcony, Kota Sukabumi, Rabu (12/2). Kegiatan digelar Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2KBP3APM) Kota Sukabumi.
Menurut Fahmi, penyebab dari perceraian adalah perselisihan atau pertengkaran. Harapannya pada 2020 angka perceraian menurun karena sudah diberikan edukasi ketahanan keluarga kepada masyarakat.
"Kalau ingin kembali ke ajaran agama ada 4 fungsi keluarga yakni masjid, madrasah, keluarga tempat kembali, dan fungsi keluarga sebagai benteng pertahanan," ungkap Fahmi.
Fungsi keluarga sebagai masjid yakni antara suami istri harus saling menyayangi dengan mengeluarkan kalimat halus. Sementara sebagai fungsi madrasah yakni mentransefer keilmuan dan saling menasehati antara suami ke istri dan istri kepada anak-anak. Selain itu fungsi kembali di mana keluarga menjadi tempat berkunpul dan menjadi benteng pertahanann
Fahmi mengatakan, tema keluarga menjadi tema menarik untuk diperbincangkan. Namun, terkadang mudah diucapkan, tapi sulit dilaksanakan. Sehingga sosialisasi ini dalam rangka sama-sama memberikan edukasi dan peserta yang hadir harus menjadi duta-duta keluarga sakinah.
Peserta sosialisasi adalah majelis taklim, tim penggerak PKK, dan anggota dharma wanita persatuan. Wali kota menekankan ketahanan keluarga sangat penting karena sejumlah hal, misalnya kasus perceraian di Pengadilan Agama yang tiap tahun mengalami peningkatan.
"Membangun peradaban besar dari keluarga karena awalnya dari keluarga," kata Fahmi.
Terakhir wali kota menyampaikan pantun. "Liat mantan naik sepeda, bikin hati merana. Kalau ingin bahagia, mari awali dari keluarga".
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi mengatakan, masalah ketahanan keluarga harus menjadi perhatian semua elemen masyarakat. Khususnya dalam mencegah terjadinya kasus perceraian dan masalah rumah tangga lainnya.