Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Tarif ojol resmi jadi salah satu faktor yang memengaruhi inflasi, peneliti pun memohon agar pemerintah tak menaikkannya. Sebab, kenaikan tarif ojol bisa jadi salah satu penyumpang inflasi terbesar.
Menurut Peneliti The Indonesian Institute, Muhamad Rifki Fadilah, tarif ojol Grab dan Gojek dimasukan sebagai indeks harga konsumen (CPI) karena pertumbuhannya signifikan.
"Kalau Gojek dan Grab jadi penentu inflasi, kenaikan tarif ojol otomatis akan mendongkrak kenaikan harga inflasi dalam jangka panjang," katanya.
Baca Juga: Kini, Tarif Ojol Grab dan Gojek Turut Pengaruhi Inflasi, Kok Bisa?
Persoalannya, tarif ojol akan dievaluasi setiap tiga bulan. Jika ada kenaikan tarif, maka itu akan menyumbang inflasi.
Rifki berujar, "saya sih berharapnya jangan (naik tarif ojol). Karena nanti malah menjadi penyumbang inflasi terbesar. Saya juga takut kalau (nantinya) pemerintah harus intervensi lagi untuk menyubsidi mereka."
Bila sudah begitu, penumpang alias konsumen bakal merugi karena daya beli kian berkurang. Dampak bagi negara juga tak begitu baik; ketika inflasi tinggi, stabilitas ekonomi dan politik pun terpengaruh.