Rabu 12 Feb 2020 17:01 WIB

Pemilik Batu Mahpar Bantah Cari Sensasi

Pemilik menegaskan patung kuno memang ditemukan di lahanna, bukan sengaja ditanam

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan
Foto: Republika/Bayu Adji P
Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemilik kawasan wisata Batu Mahpar, Kampung Tegalmunding, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan menolak anggapan bahwa penemuan patung-patung di lahan miliknya itu hanya untuk cari sensasi. Ia menegaskan, patung-patung itu memang ditemukan di kawasan itu, bukan sengaja ditanam.

Ia menjelaskan patung-patung itu sebenarnya telah ditemukan oleh para pekerjanya sejak 2013 di beberapa lokasi di kawasan Batu Mahpar. Lantaran sata itu ia berada di luar kota, para pekerjanya diinstruksikan untuk mengubur patung-patung itu di satu lokasi.

"Bukan (sengaja ditanam). Memang temuan di sini," kata Abah, sapaan Anton Charliyan, saat ditemui di Batu Mahpar, Rabu (12/2).

Ia mengatakan, pada Ahad (9/2) para pekerjanya sengaja diminta untuk kembali menggali patung-patung yang telah dikubur itu. Niatnya, patung itu akan dijadikan koleksi museum yang akan dibuka di kawasan itu.

"Kebetulan mau buat museum, saya minta yang dulu dikubur digali lagi. Karena dulu saya tak pernah lihat. Begitu saya lihat, ternyata bagus. Ini kayaknya punya kolektor," kata dia.

Abah mengatakan, pihaknya tak ingin mencari sensasi atau menyesatkan sejarah. Ia hanya menemukan patung dan berharap patung-patung itu tak memilik nilai sejarah. Dengan begitu, ia dapat mengoleksi patung itu secara pribadi.

Ia menambahkan, untuk sementara pihaknya akan menyimpan patung-patung itu terlebih dahulu. "Biar kita tanya sama ahli patung. Semua biar ahlinya yang berbicara agar tidak timbul polemik," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement