Rabu 12 Feb 2020 18:15 WIB

PVMBG: Longsor Bandung Barat Perlu Ditangani Sebelum Susulan

Longsor susulan berpotensi terjadi di Kampung Hergarmanah di Bandung Barat.

Kondisi lahan persawahan dan kolam ikan yang terdampak longsor akibat pergerakan tanah di Kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (12/2).
Foto: Abdan Syakura
Kondisi lahan persawahan dan kolam ikan yang terdampak longsor akibat pergerakan tanah di Kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menilai longsor yang terjadi di Kampung Hergarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat perlu segera ditangani.

Ketua Tim Pengecekan PVMBG, Anjar Hari Waseso mengatakan peristiwa longsor tersebut cukup membahayakan karena longsor susulan berpotensi terjadi apa bila tidak dilakukan mitigasi secara struktural. "Kalau tidak ditangani secepatnya akan berdampak. Tapi kalau ditangani segera tidak akan berbahaya," kata Anjar di lokasi longsor, Rabu (12/2).

Longsor tersebut terjadi sangat dekat dengan ruas jalan Tol Cipularang kilometer 118. Menurutnya, jika tidak segera ditangani, ruas jalan tol tersebut akan terus terkikis.

"Saat ini hanya menyisakan 10 meteran dari badan tol, makanya harus secepatnya dilakukan mitigasi struktural. Seperti pembuatan bronjong dan lain sebagainya. Pengeringan atau penyedotan sisa genangan air, paling utama dan harus dilakukan," kata dia.

Sementara ini, longsor diduga disebabkan oleh gorong-gorong jalan tol di sebelah kiri jalur arah Bandung yang tersumbat. Sehingga menyebabkan genangan air yang mengakibatkan kontur tanah banyak mengandung air.

Selain kontur tanah yang mengandung air dan jenuh, kontur kemiringan juga dapat berpengaruh terharap peristiwa longsor tersebut. "Kalau genangan di seberang itu lebih tinggi, mungkin pengaruhnya ada. Kalau genangan itu lebih rendah tidak mempengaruhi," kata Anjar.

Bupati Bandung Barat, Aa Umbara meminta agar pengelola jalan tol yakni PT Jasa Marga agar dapat turut menangani hal tersebut. Pasalnya apabila terjadi longsor yang lebih besar, menurutnya akses jalan tol juga akan terputus.

"Ketika turun hujan, ini akan berbahaya. Mereka (Jasa Marga) juga butuh, kalau dibiarkan, jalan tol bisa putus. Sekarang misalkan hujan lagi, akan berbahaya, mudah-mudahan tidak," kata Aa.

Sementara itu, Humas PT Jasa Marga Tol Purbaleunyi Nandang Elan mengatakan pihaknya telah melakukan penyedotan genangan air untuk mengatasi longsor tersebut. "Kita lakukan penyedotan serta membuat saluran air untuk mengganti saluran yang tersumbat. Sehingga air bisa mengalir ke saluran itu," kata Nandang.

Ia pun mengakui bahwa jika tidak ditangani secara cepat, maka peristiwa yang lebih besar berpotensi terjadi. Sementara ini, kata dia, jalan Tol di kawasan tersebut masih aman untuk dilalui.

"Jalur A dari arah Jakarta menuju Bandung berfungsi dua lajur. Sedangkan jalur B, dari arah Bandung menuju Jakarta dipersempit menjadi satu lajur," kata Nandang.

Sebelumnya, peristiwa longsor terjadi di Kampung Hegarmanah RT 2/RW 4, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat pada Selasa (12/2) sekira pukul 21.00 WIB. Akibatnya. 10 rumah rusak hingga rata dengan tanah dan sekitar 80 jiwa mengungsi ke wilayah yang aman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement