REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pantia Daerah Kongres V PAN asal Sulawesi Tenggara (Sultra) Abdul Rahman Saleh menuding kubu mantan calon ketua umum Mulfachri Harahap sebagai biang kericuhan. Dia mengatakan, kubu tersebut masuk ke dalam ruang kongres dengan membawa sejumlah orang yang diduga preman.
"Mereka merangsek masuk ke arena kongres dengan ratusan orang yang diduga preman yang sudah disiapkan," kata Abdul Rahman Saleh saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (12/2).
Abdul yang mengkau menjadi saksi dalam kericuhan tersebut mengungkapkan bahwa kejadian itu terjadi setelah sidang kongres dimulai kembali usai di skorsing. Menurutnya, hal tersebut membuat situasi kongres V PAN sempat mencekam.
Dia mengatakan, kericuhan itu lantas menelan korban yakni Ketua DPD Tanggamus di Lampung, Tedi Kurniawan. Dia mengungkapkan, Tedi terpaksa menerima lima jahitan akibat luka yang diterimanya atas aksi premananisme tersebut.
Seperti diketahui, kericuhan terjadi pada gelaran Kongres V PAN yang dihelat di Hotel Claro, Kendari, Sultra. Sebanyak 30 orang dilaporkan terluka akibat kerusuhan tersebut. Sebagian besar orang terluka akibat terkena benturan dari kursi yang dilempar di ruang sidang pleno. Sejumlah orang bahkan mengalami luka di kepala mereka.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedy Kurnia Syah menilai bahwa tindakan tersebut dapat menghancurkan reputasi PAN. Menurutnya, peristiwa tersebut jelas tidak sesuai dengan reputasi PAN yang telah dibangun.
Sementara, kongres V PAN menunjuk Zulkifli Hasan (Zulhas) kembali menduduki kursi pimpinan tertinggi partai periode 2020-2025. Wakil ketua MPR itu berhasil mendapatkan 331 suara dalam pemungutan suara yang dilakukan dalam kongres.
Zulhas, berhasil mengalahkan pesaing utamanya, Mulfachri Harahap yang berada di posisi kedua dengan perolehan 225 suara. Sedangkan, Drajad Wibowo di peringkat ketiga dengan raupan enam suara. Tiga suara dinyatakan tidak sah.
Dari total 590 pemilih, hanya 565 yang menggunakan hak suaranya dalam Kongres V PAN. Adapun 25 pemilik suara tak memilih, karena 22 di antaranya yakni DPD yang kepengurusannya bermasalah, dibekukan oleh Steering Comittee (SC). Sementara tiga lainnya diketahui tak ikut mencoblos.
Zulhas lantas meminta semua kader untuk kembali bersatu. Dia mengatakan, saat ini partai perlu melihat ke depan dan bekerja sama guna menghadapi Pilpres 2024 yang dinilai lebih berat dari 2019 lalu.