REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengungsi anak korban banjir di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, banyak terserang penyakit kulit.
Relawan paramedis, Beni Malik, yang sempat berkeliling ke pengungsian di Sukajaya menemukan sedikitnya sembilan kasus penyakit kulit diderita anak usia 2 sampai 12 tahun di pengungsian yang mayoritas dermatitis dan sindrom steven johnson.
"Karena minim air bersih. Lokasi pengungsian juga kotor. Kami menemukan banyak anak penderita penyakit kulit. Untuk kena sindrom sevens johnson sudah dibawa ke rumah sakit," ujarnya, Rabu (12/2).
Anak-anak yang terjangkit penyakit kulit itu ditemukan di pengungsian Kampung Cihaur, Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya. Sebanyak delapan anak menderita dermatitis dan satu sindrom stevens johnson.
Menurutnya, sindrom stevens johnson menyebabkan kulit orang yang terjangkit seperti terbakar dan mengelupas di sekujur badan disertai demam. "Makanya kita evakuasi ke rumah sakit supaya mendapat penanganan medis intensif," kata Beni.
Berdasarkan hasil rekap data terakhir, bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (1/1) itu menyisakan 14.010 pengungsi yang berasal dari empat kecamatan. Dari Kecamatan Cigudeg sebanyak 922 orang, Kecamatan Sukajaya 9.926 orang, Kecamatan Nanggung 3.121 orang, dan Kecamatan Jasinga 41 orang.
Banjir di awal tahun 2020 itu menyebabkan kerusakan materiil, khusus bangunan rumah sebanyak 1.092 unit rusak berat, 1.625 unit rusak sedang, dan 1.334 unit rusak ringan.
Kejadian tersebut juga menelan korban jiwa sebanyak delapan orang, dan tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal meninggal dunia, kemudian 12 orang mengalami luka berat, dan 517 orang mengalami luka ringan.