Kamis 13 Feb 2020 17:12 WIB

Satgas Pangan Jabar Perketat Pengawasan Bawang Putih

Pengawasan bawang putih dilakukan setelah adanya temuan penimbunan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Bawang putih, ilustrasi
Foto: Antara/Ampelsa
Bawang putih, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, menemukan dugaan penimbunan 150 ton bawang putih. Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Moh Arifin Soendjayana, pada hari ini (Kamis, 13/2) Satgas pangan akan memberikan keterangan di Polda terkait temuan tersebut.

"Perintah dari Satgas pangan pusat kan juga untuk melakukan tindakan jika ada satu harga komoditi yang tinggi," ujar Arifin kepada Republika.co.id, Kamis (13/2).

Baca Juga

Arifin mengatakan, adanya temuan tersebut, harus membuat semua lebih meningkatkan pengawasan. "Kita coba kemarin itu sudah Satgas pangan provinsi kemudian ke satgas pangan daerah di Polres masing-masing kami minta untuk melakukan pengecekan di tingkat distributor," katanya.

Menurut Arifin, saat ditanya terkait bawang putih yang ditimbun, distributor menyatakan enggan menjual karena harga beli tinggi. 

"Memang ada di sisi importir harganya tinggi distributor beli mahal. Makanya, kami minta segera keluarkan itu bawang yang 150 ton walaupun rugi dikit namanya juga bisnis," ujarnya.

Menurutnya, kunjungan ke gudang sendiri dilakukan untuk memastikan keberadaan stok dan tidak adanya indikasi permainan maka ditelusuri bersama Satgas Pangan Polda Jabar yang dipimpin AKBP Mahmun Hari Sandy Sinurat ke gudang milik PT Sinar Padang Sejahtera di Karawang Timur. 

“Gudang importir ini informasinya memiliki stok 150 ton bawang putih, kami sidak langsung ke lokasi gudang bawang putih ada banyak, mungkin sekitar 150 ton,” katanya.

Hasil sidak, kata dia, menunjukan, pihak distributor tidak menyalurkan stok bawang tersebut karena  sejak november 2019, terdapat pengiriman bawang putih sebanyak 24 kontainer dengan isi masing-masing 30 ton. “Sehingga total 720 ton, untuk pasokan di Jawa Barat 90 persen atau 648nton dan 10 perseb atau 72 ton ke Lampung. Harusnya ini bawang sudah keluar November,” katanya.

Berdasarkan pantauan terakhir, kata dia, harga eceran di pasar turun hingga Rp 40 ribu sampai Rp 42 ribu. "Ini harga akan kami tekan lagi yang 150 ton segera digelontorkan karena dulu pas beli tidak harga mahal, cuman mereka kan nahan supaya ada kelangkaan dan harga tinggi. Itu yang memerintahkan Satgas pangan," paparnya.

Untuk di daerah, kata dia, Disperindag Jabar sudah melaporkan pada semua kabupaten/kota. Termasuk, membagikan juga hasil pemantauan ke daerah. Ia pun mengimbau pada semua daerah agar terus memantau harga dan mengimbau pada pedagang tidak menaikkan harga.

"Karena acuan dari pemerintah ini harga acuan di tingkat konsumen harus Rp 32 ribu. Tapi karena ada permainan di sisi pembeli pertamanya makanya kita tekan harga di Rp 25 ribu lah kalau itu bisa sampai ke konsumen lah," katanya.

Sebelumnya, Kabidhumas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Saptono Erlangga mengatakan dugaan penimbunan tersebut ditemukan pada PT Sinar Padang Sejahtera cabang Karawang pada Rabu (12/2). Perusahaan tersebut, kata Erlangga, memang bergerak di sektor impor bawang putih.

"Sisa stok yang sampai dengan saat ini ada 150 ton (bawang putih), itu memang untuk sampai dengan akhir bulan Februari," kata Erlangga saat dihubungi di Bandung, Kamis (13/2).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement