REPUBLIKA.CO.ID, SIAK -- Sam Bimbo, musisi legendaris yang juga dikenal sebagai orang yang menaruh perhatian pada lingkungan, menilai kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau harusnya tidak boleh terjadi. Karena alam adalah amanat Tuhan yang harus dijaga.
"Jangan banyak kebakaran lagi, mau itu untuk lahan atau pun perumahan itu tidak bagus. Balik lagi ke masyarakat sendiri dan aparat harus jaga, itu amanat Tuhan," katanya saat berada di Kantor Bupati Siak, Kamis (13/2).
Dia mengatakan agama Islam itu adalah agama rahmatan lil alamin, bukan Lil muslimin. Jadi lanjutnya bukan hanya untuk manusia saja, tapi juga alam, binatang dan lainnya.
Artinya, kata dia, jagalah alam itu karena tak ada juga dalam Alquran bahwa alam itu boleh dihancurkan. Oleh karena itu, manusia harus kembali lagi kepada manajemen kehidupan yang sudah disampaikan Tuhan.
Meskipun begitu, dia mengagumi sungai-sungai yang ada di Riau, seperti Sungai Siak yang menurutnya masih bagus. Berbeda dengan kampung halamannya di Bandung dimana sungainya pernah diakui di Paris sebagai sungai dengan sampah terbesar dunia.
"Itu kan malu-maluin, kita harus biasakan diri seperti orang di Siak ke sungai ngopi, ngerokok, jangan buang air besar. Buangnya harus di tempat khusus. Seperti sekarang Ini Siak bagus, tak tahu 5-10 tahun lagi, mudah-mudahan tambah bagus lagi, di Bandung sudah tak ada," ceritanya.
Dia mengakui, dari tahun 1980-an sudah kecewa pada kampungnya dan menilai di sanalah yang paling rusak. Dia kecewa juga karena menilai pejabatnya mafia, tak mengerti lingkungan. "Bayangkan itu trotoar dipakai jualan," katanya.
Sam Bimbo hadir di Siak pada peluncuran Siak Siaga Call Center 112, Siak Live Room, Call Video, dan Center Conference. Dia datang bersama Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi, Prof. Dr. Ahmad M Ramli.
Dalam kesempatan itu, dia juga sempat bernyanyi di depan Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kabupaten Siak dan instansi vertikal setempat. Dibawakannya lagu Sajadah panjang dan tembang bertema lingkungan berjudul Bumiku Nusantara.