REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan Taliban menyepakati gencatan senjata selama tujuh hari di Afghanistan. Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan, kondisi itu tercipta dalam pembicaraan dengan Taliban untuk membantu mencari penyelesaian negosiasi untuk Afghanistan
"Amerika Serikat dan Taliban telah menegosiasikan proposal untuk pengurangan kekerasan dalam tujuh hari ," kata Esper kepada di Brussels, Kamis (13/2).
Kesepakatan politik yang dibuat AS dan Taliban, menurut Kepala Pentagon itu, merupakan solusi yang terbaik. Kemajuan yang sudah terjadi akan dilaporkan terus untuk memperbarui keadaan.
Akan tetapi, Esper tidak mengatakan kapan gencatan senjata parsial itu akan dimulai. "Adalah pandangan kami bahwa tujuh hari untuk saat ini sudah cukup tetapi dalam semua hal pendekatan kami untuk proses ini akan berdasarkan kondisi, saya akan mengatakannya lagi, berdasarkan kondisi," katanya dikutip dari Aljazirah.
AS dan Taliban telah melakukan perundingan yang telah berlangsung lebih dari satu tahun untuk mengakhiri perang 18 tahun di Afghanistan. Mengutip pejabat Afghanistan dan AS, New York Times telah melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah memberikan persetujuan bersyarat dengan Taliban untuk memungkinkannya mulai menarik pasukan AS.
Sumber mengatakan gencatan senjata sebagian dapat mengarah pada penandatanganan perjanjian perdamaian AS-Taliban. Nantinya AS menarik ribuan tentara dari Afghanistan, sebagai imbalannya, Taliban akan memberikan berbagai jaminan keamanan dan memulai pembicaraan akhirnya dengan pemerintah Kabul.
Saat ini ada sekitar 13.000 tentara AS serta ribuan personel NATO lainnya di Afghanistan. "Ini akan menjadi proses evaluatif berkelanjutan saat kita maju, jika kita bergerak maju," kata Esper.