REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari, dalam kitabnya yang berjudul Adab al 'Alim wa al-Muta'alim, menyebutkan bahwa setiap murid hendaknya memulai pada pelajaran yang sifatnya fardlu 'ain. Yaitu, belajar empat jenis ilmu, yaitu:
1. Murid harus mengetahui ilmu tauhid, ilmu yang membahas masalah ketuhanan. Sehingga, ia nanti akan berkeyakinan bahwa Allah SWT itu maujud, mempunyai sifat Qadim (kekal), yang akan selalu tetap ada sampai kapan pun serta bersih dari sifat kurang dan mempunyai sifat sempurna.
2. Murid harus mengetahui sifat-sifat Allah, bahwa Allah itu mempunyai sifat-sifat dua puluh. Dalam hal ini, murid tahu yang Maha Tinggi itu mempunyai sifat Kuasa (Quadrat), Berkehendak (Iradat), sifat Ilmu (Al'ilm), Hidup (Hayat), Mendengar (Sama'), Melihat (Bashar), dan Berbicara (Kalam). Pada perkembangannya, seandainya murid bisa mengetahui dalil-dalil sifat Allah lebih dari apa yang dijelaskan oleh Alquran atau sunnah, maka hal itu lebih sempurna.
3. Ilmu Fikih, ilmu untuk mengetahui dan mengantarkan kepada ketaatan kepada Allah, seperti halnya cara-cara bersuci, shalat, dan puasa. Apabila murid itu mempunya harta melimpah, maka ia harus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan harta tersebut. Ia tidak diperbolehkan mengamalkan suatu ilmu sebelum ia mengerti hukum-hukum Allah.
4. Ilmu tasawuf, yaitu ilmu yang menjelaskan tentang berbagai keadaan, makam, tingkatan, dan membahas rayuan dan tipu daya nafsu dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Menurut Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari, secara keseluruhan, hal-hal di atas telah dibahas oleh Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayat al Hidayah. Selain itu, juga Sayyid Abdullah bin Thahir dalam kitab Sullam at Taufiq.