Jumat 14 Feb 2020 11:43 WIB

Erick Thohir Percepat Infrastruktur Pelabuhan

Percepatan infrastruktur pelabuhan bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisata.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berpose bersama rombongan
Foto: dok kementerian BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berpose bersama rombongan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan upaya mewujudkan Pelabuhan Benoa menjadi Benoa Maritime Tourism Hub perlu kerja sama sejumlah pihak. Untuk itu, Erick menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wisnutama, Menteri ATR BPN Sofyan Djalil, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Gubernur Bali Wayan Koster, serta ketua dan anggota Komisi VI DPR di Bali pada Jumat (14/2).

"Kenapa kita melakukan rakor yang tidak biasa, tidak lain bagaimana BUMN ini kan profesionalisme dan transparan,

jadi proyek strategis yang ada harus sejak awal diawasi komisi VI," ujar Erick saat meninjau pembangunan area Melasti di Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat (14/2).

Tak hanya Komisi VI, kata Erick, upaya percepatan pembangunan Benoa Maritime Tourism Hub juga memerlukan dukungan dari kementerian lain. Erick ingin memastikan apa yang dilakukan BUMN juga mendapat dukungan penuh dari kementerian lain yang terkait.

"Tidak mungkin kita bisa berjalan baik kalau kementerian lain tidak mendukung. Banyak hal-hal yang kita lihat di sini karena ada keterlibatan kementerian lain," kata Erick. 

Erick menekankan pentingnya Benoa Maritime Tourism Hub. Kata Erick, Bali merupakan jantung dari industri pariwisata di Indonesia. Namun, lanjut Erick, infrastruktur pariwisata untuk sektor laut masih jauh dari kata maksimal. Erick ingin penyediaan fasilitas infrastuktur pariwisata dari sektor laut ditingkatkan.

"Infrastruktur, mohon maaf masih tertinggal, karena itu kita adakan percepatan, apalagi dengan kondisi sekarang yang sedang terjadi di dunia, ada virus Korona," ucap Erick. 

Erick menilai wabah corona akan berdampak pada penurunan wisatawan dalam kurun waktu tiga atau empat bulan ke depan. Erick meminta kondisi ini menjadi momentum bagi industri pariwisata dalam negeri berbenah. Erick menilai upaya peningkatan jumlah wisatawan tidak hanya sekadar bergantung pada sektor transportasi udara, melainkan juga laut.

"Selama ini fasilitas yang dari laut sebagai negara archipelago ini belum, karena itu kita benahkan pelabuhan ini, iya ada turis, juga ada faktor pendukung ekonomi seperti peti kemas dan lain-lain, jadi tidak bisa hanya turis saja," ungkap Erick. 

Erick mengaku sudah berdiskusi dan sepakat dengan Komisi VI DPR dan direksi Pelindo III untuk menyediakan tempat khusus bagi produk lokal di Benoa Maritime Tourism Hub. Erick mendorong adanya keterlibatan pelaku usaha lokal untuk mengisi area yang akan disediakan di Benoa Maritime Tourism Hub.

"Sesuai diskusi dengan teman-teman dari Komisi VI dan Pelindo III, kita mau khususnya zona satu semua produk lokal, tidak produk asing, karena itu keterlibatan pengusaha lokal, swasta, atau semua yang lain bisa bersinergi dengan proyek ini. Kita sangat terbuka, hal-hal ini yang kita pastikan bisa berjalan dan ini bukan wacana tapi sesuatu yang konkret," kata Erick. 

Usai meninjau pembangunan area Melasti, Erick bersama rombongan meninjau pengembangan Benoa Cruise Terminal (BCT).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement