REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kawasan eks lokalisasi Dolly, Kota Surabaya, Jawa Timur, disulap menjadi Pasar Burung dan Batu Akik. Tujuannya, untuk meningkatkan ekonomi warga sekitar sekaligus mengubah pandangan negatif tentang Dolly.
Kepala Bidang Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Kota Surabaya, Iman Krestian, mengatakan, Pasar Burung dan Batu Akik itu akan diresmikan dalam waktu dekat ini. "Saat ini Dinas Koperasi Surabaya sedang melakukan penataan pedagangnya," ujar dia.
Menurut dia, pembangunan gedung Pasar Burung dan Batu Akik Dolly membutuhkan waktu pengerjaan selama enam bulan, dan dikerjakan mulai 2019. Sedangkan pembangunannya menggunakan anggaran APBD Surabaya sebesar Rp 3,2 miliar.
Pembangunan pasar itu dengan struktur bangunan dua lantai. Dimana lantai satu digunakan untuk pedagang burung dengan jumlah 26 stan, sementara lantai dua untuk pedagang batu akik disediakan 11 stan.
"Lahan bangunan Pasar Burung dan Batu Akik Dolly, sebelumnya merupakan eks wisma Barbara. Seluruh pedagang nantinya adalah warga di sekitar Dolly, karena tujuannya memang untuk memberdayakan ekonomi warga eks lokalisasi Dolly," katanya.
Iman menjelaskan, Pasar Burung ini satu gedung dan nanti akan dibuatkan jembatan penghubung ke gedung satunya, yaitu eks Wisma Barbara yang kini digunakan Disperindag Kota Surabaya untuk produksi sepatu.
"Jembatan penghubung ini akan terkoneksi ke lantai dua gedung pasar burung dan batu akik, jadi lantai dua untuk sentra PKL dan tempat makanannya ada di gedung eks Wisma Barbara," katanya.