REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemi virus corona telah menginfeksi puluhan ribu orang di lebih dari 20 negara, utamanya China. Selain ekonomi, wabah ini juga berdampak pada penurunan penjualan paket-paket wisata ke negara Asia.
Menurut Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) Priyadi Abadi, secara umum terdapat penurunan wisatawan ke luar negeri dalam sebulan terakhir, sejak virus corona menyebar luas di 20 negara.
"Ada dampak penurunan sekitar 20 persen dibandingkan periode Februari tahun lalu," ungkap Priyadi kepada Republika.co.id, Jumat (14/2).
Adanya pembatasan penerbangan dari dan ke China berdampak pada penghentian paket wisata ke negara tersebut. Ini merupakan pukulan besar bagi industri perjalanan wisata apalagi sejak demonstrasi besar-besaran di Hong Kong dalam setahun belakangan yang mengakibatkan paket wisata perjalanan ke kota tersebut juga dihentikan.
Singapura juga menaikkan status peringatan menjadi oranye atau peringatan tertinggi sebelum merah yang berarti tidak direkomendasikan ke sana. Ini juga berdampak pada penurunan jumlah wisatawan kesana, karena pembelian tiket pesawat ke Singapura diperkirakan telah menurun.
Selain itu, Jepang dan Korea Selatan yang selama ini menjadi salah satu destinasi favorit di Asia juga mengalami penurunan wisatawan. Akan tetapi, belum ada pembatalan atas paket wisata ke kedua negara tersebut, mengingat kasus corona di sana belum separah di China dan Singapura.
"Paket wisata Korsel dan Jepang, memang bisa dikatakan belum ada pembatalan, tetapi agak lebih sepi. Sepertinya wisatawan masih wait and see, bulan depan sudah musim bunga sakura, baru bisa terlihat dampaknya," jelas Dirut travel Adinda Azzahra ini.
Meskipun terdapat penurunan pada paket-paket wisata ke negara-negara Asia, menurut Priyadi, paket-paket wisata ke Eropa serta umroh masih sangat diminati oleh wisatawan muslim Indonesia. Dia pun mengimbau agar para wisatawan mengikuti saran antisipasi dari WHO untuk para wisatawan yang ingin berkeliling ke berbagai negara.