Jumat 14 Feb 2020 16:23 WIB

Jembatan Pelajar Ambruk di Bantul Selesai Direnovasi

SEkolah terpaksa meliburkan siswa kala itu, walaupun sedang ujian sekolah.

Rep: Wahyu Suryana / Red: Agus Yulianto
Peresmian jembatan pelajar di Kelurahan Wukirsari, Kecamatan  Imogiri, Kabupaten Bantul, Jumat (14/2).
Foto: dok. ACT
Peresmian jembatan pelajar di Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Jumat (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANTUL -- Madrasah Aliayah (MA) Ummatan Wasathon akhirnya bernapas lega. Hal itu karena jembatan pelajar yang sempat ambruk diterjang banjir pada 2019 lalu, akhirnya selesai direnovasi dan kini sudah bisa dipakai kembali.

Lokasinya ada di Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Jembatan itu memiliki peran sangat penting karena merupakan akses satu-satunya yang harus dilalui untuk bisa sampai ke sekolah.

Kepala Sekolah MA Ummatan Wasathon, Subardi menceritakan, Desa Imogiri tepatnya pada Maret 2019 alami banjir bandang. Tingginya curah hujan dan Sungai Celeng yang tidak mampu menampung debit air membuat jembatan ambruk.

Padahal, jembatan yang ambruk itu merupakan jembatan satu-satunya yang harus dilalui untuk menuju ke MA Ummatan Wasathon. Setelah ambruknya jembatan itu, sekolah terpaksa meliburkan siswa walaupun kala itu sedang ujian sekolah.

Sehari setelah amburknya jembatan, banyak relawan-relawan dan komunitas yang bergegas membantu membangun jembatan darurat. Hal itu harus dilakukan untuk mendukung agar kegiatan belajar dan mengajar bisa terus berlangsung.

"Waktu itu dibangun jembatan darurat yang dibuat dari bambu dikaitkan dengan tabung-tabung drum sebagai pelampung, ternyata hanya mampu bertahan dua hari karena diterjang banjir," kata Subardi, Jumat (14/2).

Selain itu, Kodim Bantul bersama masyarakat setempat dan relawan gotong-royong untuk membangun kembali jembatan yang lebih kokoh. Walaupun, kata Subardi, masih mengandalkan bahan baku bambu dan pondasi beton.

Hampir setahun berlalu jembatan bambu itu masih bisa dilewati, tapi derasnya arus sungai membuat tanah pondasi terkikis. Karenanya, dikhawatirkan dapat membahayakan siswa-siswa dan masyarakat yang melintasi jembatan tersebut.

Ikhtiar membangun jembatan yang lebih kokoh terus dilakukan. Salah satunya datang dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY yang berkolaborasi dengan Kitabisa.com mengandalkan donasi dari masyarakat.

Akhirnya, ajakan untuk memperbaiki jembatan di Wukirsari ini berbuah manis berkat kedermawanan masyarakat Indonesia. Bahkan, donasi untuk membangun jembatan pelajar tersebut sudah mampu terkumpul hampir Rp 200 juta.

"Dana itu yang digunakan untuk membangun jembatan pelajar ini. Pembangunan dimulai sejak Oktober 2019 lalu oleh Tim ACT dan selesai pada pertengahan Januari 2020," ujar Koordinator Program dari ACT, Kharis Pradana.

Jembatan dengan lebar 2,5 meter dan panjang 12 meter ini menjadi wujud asa ratusan pelajar MA Ummatan Wasathon. Menyambung akses pelajar agar tetap bisa belajar dan dibangun atas kepedulian dermawan di Tanah Air.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement