REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, DIY, kembali melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Kali ini, dilakukan di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sleman, Dulzaini mengatakan, PSN dilakukan berdasarkan laporan kasus demam berdarah. Hal itu menimpa dua taruna AAU Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
"Kegiatan PSN ini dimaksudkan untuk mencari data terkait bebas jentik karena untuk kasus DBD ini kita harus mengendalikan nyamuk aedes aegyptinya," kata Dulzaini, Jumat (14/2).
Dulzaini menuturkan, Tim Pokjanal melakukan pemantauan dengan cara menyusuri tempat-tempat yang memiliki potensi menjadi sarang jentik nyamuk. Mulai dari pot tanaman, selokan, toilet, dan beberapa tempat lainnya.
Setelah memantau beberapa tempat, justru ditemukan depan ruangan kelas taruna positif ada beberapa pot tanaman yang terdapat jentik-jentik nyamuk. Jadi, bisa disebut rawan DBD karena sudah ada kasus-kasus sebelumnya.
Terlebih, Dulzaini mengingatkan, untuk kasus DBD di Kabupaten Sleman pada 2019 mencapai angka yang cukup tinggi yaitu 728 kasus. Meski begitu, ia berpendapat, jumlah itu mengalami penurunan yang signifikan pada 2020.
"Penurunan jumlah kasus DBD di Kabupaten Sleman bisa dilihat pada Januari 2020, jumlah kasus DBD terdapat 41 kasus, sedangkan pada Januari 2019 terdapat 109 kasus," ujar Dulzaini.
Dulzaini tidak menampik, kasus DBD di Kabupaten Sleman sangat dipengaruhi perubahan iklim. Karenanya, ia mengimbau masyarakat terus memperhatikan kebersihan rumah dan kebersihan lingkungan sekitarnya.
"Tujuannya, untuk meminimalisir adanya jentik nyamuk yang berpotensi terjadinya kasus DBD," kata dia.