REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Bayi gajah sumatera liar yang diberi nama Puan, mati di Pusat Latihan Gajah (PLG) di Minas, Kabupaten Siak, Riau, Jumat (14/2).
“Jumat dini hari, 14 Februari 2020, kondisi gajah Puan mengalami penurunan menjadi lemah dan tidak mau minum susu. Pada pukul 06.00 WIB gajah Puan telah mati,” kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono.
Puan adalah bayi gajah sumatera (elephas maximus sumatrensis) yang diselamatkan oleh Tim Rescue BBKSDA Riau bersama Yayasan TNTN pada 16 Desember 2019. Gajah yang saat ditemukan diperkirakan masih berumur tiga bulan itu dalam kondisi terluka parah akibat terjerat di kawasan hutan tanaman industri PT. Rimba Peranap Indah (RPI), Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.
Gajah yang kemudian diberi nama Puan Pandang Wangi itu telah ditinggalkan kelompoknya dan terluka cukup dalam sehingga membutuhkan perawatan medis intensif di PLG Riau di Minas.
Suharyono menjelaskan, memasuki pertengahan Februari ini, kondisi Puan mengalami penurunan minum susu, dan puncaknya pada 13 Februari 2020. Tim medis Balai Besar KSDA Riau kembali melakukan pengobatan untuk mengembalikan kondisi gajah Puan dengan pemberian cairan infus serta vitamin untuk mengangkatkondisi fisiknya.
Setelah dipastikan mati, dokter hewan BBKSDA Riau melakukan bedah bangkai atau nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian Puan. Suharyono mengatakan nekropsi dilakukan pada pukul 11.30 sampai 13.30 WIB oleh Drh. Dhanang dengan paramedis Aswar Hadhibina dan Fitrayati. Hasil nekropsi menunjukan bahwa berat badan gajah Puan sekitar 101 kg, dan terlihat perubahan pada organ (patologi anatomi).
"Kematian gajah Puan diduga karena gangguan pencernaan sehingga penyerapan nutrisi terganggu," katanya.
Setelah dilakukan nekropsi, bangkai gajah tersebut dikubur di sekitar lokasi PLG Minas.