Jumat 14 Feb 2020 19:16 WIB

Kemenperin Pacu Ekspor Produk Elektronik ke AS

Ekspor kelompok produk komputer, barang elektronik mencapai 1,1 miliar dolar AS

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Produk elektronik
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Produk elektronik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri elektronik di dalam negeri terus didorong agar bisa menembus sekaligus memperluas pasar ekspor. Salah satu tujuannya yaitu ke Amerika Serikat (AS), ini sebagai upaya merebut peluang dari dampak perang dagang dengan China.

“Pemerintah bertekad lebih menggenjot nilai ekspor nasional. Terutama dari sektor industri elektronik, yang selama ini telah memberikan kontribusi paling besar,” kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) R Janu Suryanto melalui siaran pers, Jumat (14/2).

Menurutnya, peningkatan nilai pengapalan produk manufaktur bisa cepat memperbaiki defisit neraca perdagangan juga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah ini sejalan dengan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Salah satu aspirasi dari roadmap tersebut yakni mendorong peningkatan net ekspor terhadap PDB (Produk Domestik Bruto),” ujar dia.

Merujuk data sepanjang 2019, ekspor produk industri pengolahan mampu menembus hingga 126,57 miliar dolar AS atau menyumbang sebesar 75,5 persen terhadap total ekspor Indonesia yang menyentuh di angka 167,53 miliar dolar AS sepanjang tahun lalu.

“Apalagi, berdasarkan roadmap Making Indonesia 4.0, industri elektronik merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan agar lebih berdaya saing global. Khususnya dalam kesiapan memasuki era industri 4.0,” tutur Janu.

Pada 2019, nilai ekspor kelompok produk komputer, barang elektronik, dan optik mencapai 1,1 miliar dolar AS atau naik dibanding perolehan 2018 sebesar 1 miliar dolar AS. “Kami meyakini, nilai ekspor dari produk elektronik kita akan meningkat di tahun ini,” kata dia.

Optimisme tersebut lantaran ceruk pasarnya masih terbuka lebar, termasuk ke negara nontradisional. “Sedangkan, akibat perang dagang, membuat berkurangnya pasokan produk elektronik dari China ke Amerika Serikat,” jelas Janu.

Maka Kemenperin memberikan apresiasi kepada berbagai perusahaan elektronik di dalam negeri yang agresif mendobrak pintu ekspor. “Beberapa hari lalu, saya turut melepas ekspor produk CCTV Camera buatan pabrik di Tangerang ke Amerika Serikat,” ujarnya.

Perusahaan yang dimaksud, yaitu PT Adi Pratama Indonesia, yang didirikan sejak 2015. Awal mulanya perusahaan ini melakukan perakitan menciptakan produk telepon seluler dan PC Tablet. Kemudian berkembang memproduksi CCTV Camera serta DVR/NVR/UVR pada 2017.

“Kami melihat potensi penjualan CCTV Camera sangat baik, hingga akhirnya kami mendapatkan pesanan dari pembeli di Amerika Serikat. Ke depannya, kami berharap bisa ekspor juga produk NVR, UVR, dan IPC Camera,” kata Direktur PT Adi Pratama Indonesia Raymond Tedjokusuma.

Jumlah CCTV Camera produksi PT Adi Pratama Indonesia yang diekspor perdana ke Amerika Serikat, yakni sebanyak 1.488 set atau 11.904 unit. Setelah mampu menembus ke pasar Amerika Serikat, perusahaan berencana mengincar ke beberapa negara tujuan ekspor lainnya, seperti Eropa, Turki, Iran, India, Brasil, dan Rusia.

“Kami sebagai perusahaan yang telah berhasil melakukan ekspor ke pasar Amerika Serikat, sangat senang dengan hal ini. Kami telah melakukan peningkatan kualitas dan standar produksi, agar produk yang kami hasilkan dapat diterima di pasar AS. Selain itu, hal tersebut meningkatkan omzet penjualan dan kinerja pada SDM kami,” tutur Raymond.

Menurutnya, sektor perindustrian di Indonesia berkembang cukup pesat, terutama adanya bantuan dan dukungan dari pemerintah. “Terlebih lagi, pemerintah telah melakukan persiapan untuk menghadapi era industri 4.0 dengan berbagai macam bentuk upaya yang dilakukan, terutama dengan melakukan kegiatan digital dan teknologi,” ujar dia.

Raymond berterima kasih terhadap dukungan Kemenperin sebagai pembina sektor industri manufaktur. Melalui berbagai program dan kegiatan strategisnya, semakin gencar mendorong pelaku industri nasional, termasuk sektor elektronik, agar bisa tumbuh dan berkembang serta punya orientasi ekspor.

“Kami pun sangat berharap agar para eksportir juga dapat diberikan fasilitas kemudahan impor bahan baku dengan baik. Sehingga, rencana dan waktu produksi kami bisa berjalan tepat waktu. Saat ini, kami melakukan impor barang material menggunakan fasilitas KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor),” jelas Raymond.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement