Sabtu 15 Feb 2020 03:18 WIB

Pendiri PAN Sebut Dominasi Amien Rais Mulai Berakhir

Kongres V PAN di Kendari mencerminkan keinginan kader lepas dari dominasi Amien Rais.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais memberikan sambutan pada acara pembukaan Rakernas V PAN di Jakarta, Sabtu (7/12).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais memberikan sambutan pada acara pembukaan Rakernas V PAN di Jakarta, Sabtu (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Abdillah Toha, menilai, dinamika dan hasil dari Kongres V di Kendari, Sulawesi Tenggara, menunjukkan keinginan kader untuk lepas dominasi Amien. Hal itu terlihat dari gagalnya Mulfachri Harahap yang gagal menjadi ketua umum PAN.

"Dominasi AR pada PAN sudah lama dirasakan sebagai penghambat kemajuan partai itu. Namun baru pada kongres kemarin tampaknya muncul keberanian untuk mengakhirinya," ujar Abdillah, Jumat (14/2).

Namun, Abdillah mengkritisi kondisi partai berlambang matahari itu. Menurutnya, kini PAN mulai jauh dari tujuannya sebagai partai reformis yang memperjuangkan demokrasi dan pemerintahan yang bersih.

"Dengan berjalannya waktu, PAN bermetamorfosis menjadi partai pragmatis dengan tujuan kekuasaan untuk kekuasaan," ujar Abdillah.

Hal ini berpengaruh kepada perolehan suara PAN setiap pemilihan umum (pemilu), yang tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan, menurun pada beberapa kontestasi.

Melihat kondisi PAN yang seperti ini, menurutnya sosok yang paling bertanggung jawab adalah Amien Rais. Di mana ia menilai, Amien yang awalnya idealis berubah menjadi harimau yang siap menerkam siapa saja yang berlawanan dengannya.

"AR menjadi tokoh yang memanifestasikan frustrasinya ke dalam berbagai manuver politik yang mencengangkan," ujar Abdillah.

Padahal, ia menilai Amien adalah seorang ilmuwan dan praktisi politik yang mumpuni. Tetapi entah kenapa, mantan Ketua MPR itu juga merasa sebagai orang yang paling pantas memimpin negeri ini.

Ia menceritakan, tokoh-tokoh senior PAN beberapa kali mengingatkan Amien agar berhenti bermanuver. Namun, Amien disebutnya tak menggubris hal tersebut.

"AR jugalah yang dengan perilaku politiknya yang antagonistik bertanggung jawab terhadap citra PAN. Dampaknya pada perolehan suara PAN," ujar Abdillah.

Manuver Amien disebut berimbas pada perolehan suara PAN, di mana tidak beranjak sebagai partai di bawah 10 persen. Bahkan pada Pemilu 2019, PAN hanya berada di posisi kedelapan dengan perolehan suara 6,84 persen atau 9.572.623 suara.

Selain itu, manuver Amien membuat PAN seakan memiliki dua pemimpin. Karena pendapat Amien masih begitu didengarkan oleh pengurus partai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement