REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- UEFA menjatuhkan hukuman kepada Manchester City tak bole tampil di kompetisi klub Eropa selama dua musim. City dilarang berlaga di pentas Eropa pada musim 2020/21 dan 2021/22 setelah dinilai terbukti melakukan 'pelanggaran serius' terhadap lisensi klub UEFA dan aturan Financial Fair Play (FFP).
Aturan FFP dimaksudkan untuk mencegah klub menerima jumlah uang yang tidak terbatas melalui penawaran sponsor yang meningkat dari organisasi yang terkait dengan pemilik. Kamar Ajudikasi Badan Kontrol Keuangan Klub UEFA (CFCB), mengatakan City telah melanggar aturan tersebut dengan melebih-lebihkan pendapatan sponsornya di akunnya dan dalam pemberian informasi perihal titik impas yang disampaikan ke UEFA antara 2012 dan 2016. UEFA menambahkan bahwa City gagal untuk bekerja sama dengan mereka selama proses penyelidikan.
Juara bertahan Liga Inggris ini juga didenda 30 juta euro (Rp 445 miliar). Namun, seperti laporan BBC, Sabtu (15/2) dini hari WIB, City masih bisa mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
CLUB STATEMENThttps://t.co/ueMFeLFowu
— Manchester City (@ManCity) February 14, 2020
City mengeluarkan pernyataan merespons keputusan otoritas tertinggi sepak bola Eropa tersebut. City mengaku kecewa, tapi tidak terkejut. Manajemen klub menegaskan akan mengajukan banding ke CAS.
"Klub selalu mengantisipasi kebutuhan terakhir untuk mencari badan independen dan proses untuk tanpa memihak mempertimbangkan badan komprehensif bukti yang tidak dapat dibantah untuk mendukung posisinya," bunyi pernyataan City yang dikutip BBC.
City menuding kepala penyelidik UEFA sudah secara terbuka memutuskan hasil dan sanski terkait kasus yang menimpa mereka pada Desember 2018. Padahal penyelidikan sama sekali belum dimulai.
"Kelanjutan proses cacat dan konsisten UEFA yang ia awasi berarti bahwa ada sedikit keraguan dalam hasil yang akan ia berikan. Klub telah secara resmi mengeluh kepada badan disiplin UEFA, sebuah keluhan yang divalidasi oleh keputusan CAS," bunyi pernyataan City.
Menurut City, UEFA telah mengadili mereka dengan prasangka. Sebab, UEFA-lah yang membuka kasus kemudian menuntut, dan terakhir mengadili sendiri City.
"Dengan proses prasangka ini sekarang berakhir, klub akan mengejar penilaian yang tidak memihak secepat mungkin dan karenanya, pada tahap pertama, akan memulai proses dengan Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga pada kesempatan paling awal," tegas City.
City saat ini tengah berlaga di kompetisi Liga Champions. The Citizens akan menghadapi Real Madrid pada babak 16 besar yang dimulai tengah pekan depan.