REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kedudukan bersuci dalam Islam tak sekadar membersihkan diri dari najis atapun hadas kecil dan hadas besar. Bersuci mempunyai makna filosofis yang sangat mendalam dalam Islam.
Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan ada empat tingkatan bersuci. Untuk mencapai tingkatan tertinggi seseorang harus mampu mencapai tingkat satu, dua, dan tiga secara bertahap.
Imam al-Ghazali menerangkan, tingkat pertama bersuci adalah mensucikan yang dzahir dari segala hadas, kotoran, dan benda yang menjijikkan. Tingkat kedua bersuci adalah mensucikan anggota bandan dari segala perbuatan jahat dan dosa.
Tingkat ketiga bersuci adalah mensucikan hati dari segala pekerti yang tercela dan sifat-sifat rendah yang terkutuk. Tingkat keempat bersuci adalah mensucikan sirr atau batin dari sesuatu selain Allah Ta'ala.
Terkait hal ini, Imam al-Ghazali juga mengutip ayat Alquran dan hadis. Dalam Alquran surah al-Maidah ayat 6, Allah SWT berfirman,”Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak mensucikan kamu.”
Sementara Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat at-Tirmizi dari jalur Abu Malik al-Harits bin ‘Ashim al-Asy’ari. “Kesucian itu separuh dari iman. (HR Muslim). Dari Abu Sa'id berkata, Rasulullah SAW bersabda: Kunci dari salat adalah bersuci.” (HR At-Tirmizi).