Sabtu 15 Feb 2020 09:14 WIB

Filipina Cabut Larangan Perjalanan Taiwan

Pelarangan dari Filipina dilakukan karena WHO menganggap Taiwan bagian dari China

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Siswa sebuah sekolah cina di Quezon City, Metro Manila, Filipina mengenakan masker menyusul wabah virus corona yang menyebar luas dan cepat di China daratan, Selasa (28/1).
Foto: ELOISA LOPEZ/REUTERS
Siswa sebuah sekolah cina di Quezon City, Metro Manila, Filipina mengenakan masker menyusul wabah virus corona yang menyebar luas dan cepat di China daratan, Selasa (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Otoritas Filipina telah mencabut larangan perjalanan terhadap pengunjung dari Taiwan. Pemerintahan setempat juga akan mengevaluasi daerah perbatasan lain, termasuk di Makau. Kebijakan ini disampaikan seorang pejabat pemerintah, Jumat (14/2), seperti dilansir di Reuters.

Sebelumnya, Senin (10/2), kebijakan pelarangan diberikan Filipina kepada Taiwan sebagai upaya mengendalikan penyebaran virus corona. Tapi, pemerintah Taiwan mengingatkan bahwa hanya ada 18 kasus virus di negara mereka, jauh lebih sedikit dibandingkan 63 ribu kasus di Cina. Apabila Filipina terus melakukan larangan perjalanan, Taiwan berencana melakukan pembalasan.

Baca Juga

Taiwan menyebutkan, pelarangan dari Filipina tersebut dilakukan karena World Health Organization (WHO). Lembaga internasional ini menganggap Taiwan bagian dari China dengan memasukkan jumlah korban di Taiwan ke 'kelompok' China. Hal ini, menurut otoritas Taiwan, memberikan kesan menyesatkan bahwa wabah virus terjadi di negaranya.

Pembatasan yang diberlakukan terhadap Taiwan segera dihapuskan secara efektif. Rakyatnya kini kembali bebas bepergian ke dan dari Filipina.

“Pencabutan pembatasan perjalanan untuk Taiwan telah disetujui oleh anggota Satuan Tugas Antar Lembaga,” ujar juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Salvador Panele, dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata Filipina mengonfirmasi kebijakan tersebut. Mereka mengatakan, protokol keselamatan tetap akan diterapkan.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Taiwan menyambut baik berita tersebut. Mereka menyebutkan, Taiwan memiliki situasi yang kondusif. Selanjutnya, WHO perlu mengakui bahwa Taiwan tidak berada di bawah kewenangan Cina dan mereka harus menebus kesalahannya, ujar salah seorang pejabat.

Kementerian itu menambahkan, keputusan WHO yang salah atas Taiwan dan mendaftarkannya sebagai bagian dari wilayah virus Cina telah menyesatkan komunitas internasional. Ini menjadi masalah besar bagi pemerintah dan masyarakat Taiwan.

Taiwan dan Filipina diketahui memiliki ikatan ekonomi yang erat. Lebih dari 115 ribu warga Filipina yang tinggal dan bekerja di Taiwan, terutama di pabrik-pabrik dan sebagai asisten rumah tangga.

Taiwan sendiri merupakan pasar wisata terbesar kelima Filipina dengan 327.273 kedatangan pada Januari hingga November 2019. Angka ini naik 35 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, menurut data dari Kementeran Pariwisata setempat.

Virus corona tercatat telah menewaskan lebih dari 1.380 orang, hampir semuanya terjadi di Cina. Fiilipina merupakan negara yang mencatatkan kematian pertama akibat virus di luar Cina.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement